Warga sudah melayangkan protes dan aduan ke lurah, camat, hingga walikota Tangsel. Namun, langkah tersebut terbilang nihil atau belum ada respon dari pemerintah setempat sebagaimana diharapkan warga.
“Belum ada yang turun tangan menyelesaikan masalah warga ini. Kami hanya mendapat tanda terima bahwa surat pengaduan telah diterima. Kami sangat berharap agar Pemerintah Kota Tangsel dapat mengambil tindakan tegas terkait sejumlah bangunan liar dan aktivitasnya,” tambahnya.
Isran pun yakin aktivitas bedeng sudah melanggar Amdal karena tidak ada izin persetujuan ke warga dan limbahnya merusak lingkungan. Itu sebabnya, ia sangat berharap pemerintah kota Tangsel merespon keluhan warga.
”Kami mau tanah di lingkungan perumahan Puri Madani 2 tidak dimanfaatkan untuk usaha liar, kegiatan yang merusak lingkungan, dan mengganggu ketentraman warga. Sebab, peruntukannya memang bukan untuk usaha,” tegasnya.
Protes Warga Puri Madani 2
Keresahan sangat dirasakan M. Kurniawan (50). Pasalnya, lokasi kediamannya tidak jauh dari sejumlah bangunan liar itu.
“Bedeng-bedeng liar sangat mengganggu hidup kami. Mesin pemotong itu suaranya sangat berisik. Bayangkan, bus-bus yang begitu besar saja suaranya sudah sangat berisik. Apalagi, saat dipreteli dengan mesin. Kemudian, kadang saat malam, mereka membakar sisa-sisa ban dan jok. Tentunya, asap dan bau yang ditimbulkan menggangggu kesehatan kami. Sisa sampah juga membuat tempat itu jadi terlihat makin kotor,” kata Kurniawan.
Protes juga datang dari warga lain, Ine (42). Katanya, dulu dia sering bermain badminton di sekitar area tersebut. Tetapi, bedeng-bedeng tersebut sering membakar sampah sehingga tempat yang tadinya biasa ia manfaatkan untuk berolahraga menjadi tidak nyaman dan berbau.
Ia pun mengeluhkan kesan kumuh yang ditimbulkan usaha tersebut. “Pagi-pagi udara sudah tercemar oleh pembakaran sampah dari bedeng. Saya pun sampai dikira tinggal di tempat kumuh saat dikunjungi kerabat karena begitu masuk gerbang, pemandangan yang terlihat adalah bangkai bus dan bangunan berisi motor tua. Rasa tidak nyaman juga terasa saat lewat di sekitar bedeng. Sebab, sering tampak sejumlah angsa dari tempat itu yang sering berkeliaran di jalanan umum. Ini tentu membuat warga takut untuk lewat. Belum lagi sering memutar musik dengan sangat kencang hingga mengganggu ketenangan kami,” sebutnya.
Irsan dan warga Puri Madani 2 berharap kondisi yang mereka alami segera dapat terselesaikan oleh pemkot Tangsel karena jika dibiarkan maka lokasi tersebut akan semakin kumuh dan dikhawatirkan akan berkembang bangunan liar lainnya dan semakin banyak orang asing bukan warga setempat yang akan berdiam di tempat tersebut.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan