Beritakota.id, Jakarta – Kedua indek saham S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi pada hari Kamis, karena investor menyambut baik data ekonomi dan laporan pendapatan yang kuat yang menunjukkan konsumen Amerika tetap bersedia berbelanja. Nasdaq telah ditutup pada rekor tertinggi dalam enam dari tujuh sesi sebelumnya, dan S&P 500 telah mencatatkan enam penutupan terbaik sejak 27 Juni.
Indek Nasdaq menguat 153,78 poin, atau 0,74%, menjadi 20.884,27, dan S&P 500 menguat 33,66 poin, atau 0,54%, menjadi 6.297,36. Dow Jones juga ditutup menguat, naik 229,71 poin, atau 0,52%, menjadi 44.484,49.
Wall Street telah mencatatkan kinerja yang kuat sejak jatuh setelah pengumuman tarif saat Hari Pembebasan oleh Presiden Donald Trump pada awal April, dan kemudian pulih. Minggu ini dipandang sebagai ajang pembuktian untuk penguatan ini, dengan sejumlah laporan ekonomi utama dan dimulainya musim pendapatan kuartal kedua.
Data ekonomi dan laporan pendapatan perusahaan terkini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi AS masih cukup solid, sehingga pasar mampu menguat minggu ini dengan beberapa data yang mendukung arah pergerakan.
Penjualan ritel AS bangkit kembali tajam pada bulan Juni, mengutip data yang dipublikasi pada hari Kamis. Investor melihat momentum ekonomi baru dan kepercayaan di kalangan konsumen, setelah data inflasi yang beragam menunjukkan harga produsen yang stagnan dan lonjakan inflasi konsumen di bulan yang sama. Investor sendiri telah mengamati tanda-tanda apakah kebijakan tarif Trump mulai meresap ke dalam ekonomi AS. Federal Reserve telah mengindikasikan akan menunda pemotongan suku bunga hingga dapat melihat dampak inflasi dari pajak impor yang lebih tinggi.
Hal ini ditegaskan kembali pada hari Kamis oleh Gubernur The Fed Adriana Kugler, yang mengatakan bahwa pemotongan suku bunga ditunda untuk saat ini, karena tarif Trump mulai mendorong kenaikan harga konsumen.
Para pialang sekarang mematok peluang pemotongan suku bunga pada bulan September sekitar 54%, dengan langkah pada bulan Juli hampir dikesampingkan, menurut alat FedWatch CME.
Menemani penjualan ritel yang kuat adalah komentar optimis dari perusahaan-perusahaan Amerika yang berhadapan langsung dengan konsumen.
Saham PepsiCo melonjak 7,5% setelah memperkirakan hasil yang optimis, didorong oleh permintaan minuman energi dan soda yang lebih sehat, membantu mengimbangi kekhawatiran tentang penurunan laba inti tahunan. United Airlines naik 3,1% setelah maskapai tersebut memproyeksikan permintaan yang lebih kuat sejak awal Juli, menawarkan titik terang yang langka bagi industri yang terbebani oleh pemotongan anggaran Trump dan ketegangan perdagangan. Saham pesaingnya, Delta dan American Airlines juga naik lebih dari 1,4%.
Baca juga : Wall Street Datar, Investor Tunggu Pertemuan Bank Sentral
Saham-saham di sektor teknologi juga menguat, terutama produsen cip AS, setelah TSMC, produsen cip AI canggih utama dunia, membukukan rekor laba kuartalan, menunjukkan bahwa permintaan akan kecerdasan buatan semakin kuat. Saham TSMC yang tercatat di AS naik 3,4%, dimana Marvell naik 1,6% dan Nvidia naik 1%.
Lonjakan laba TSMC merupakan pertanda baik bagi produsen cip dan sektor teknologi secara keseluruhan. Selama dua pekan kedepan, sejumlah emiten Big Tech akan melakukan paparan publik. TSMC satu-satunya sumber produksi cip (AI) mengatakan bahwa permintaan mereka sangat kuat. Jadi, kondisi untuk Big Tech cukup positif, itulah sebabnya teknologi memimpin kenaikan indek hari ini.
Baik saham-saham di sektor teknologi maupun industri, sama-sama ditutup pada rekor tertinggi pada hari Kamis, meskipun sektor unggulan dari sembilan indeks yang berakhir di wilayah positif adalah sektor keuangan, dengan kenaikan 0,9%.
Saham Netflix sendiri naik 1,9%. Setelah bel penutupan, perusahaan tersebut melaporkan laba di atas perkiraan, dibantu oleh musim terakhir dari fenomena global “Squid Game”. (Lukman Hqeem)