Iptek  

BAKTI Kominfo: Generasi Milenial Punya Peran Penting Tangkal Hoax

Beritakota.id, Jakarta –  BAKTI Kominfo melaksanakan seminar live streaming bertemakan “Peran Generasi Millenial Dalam Menangkal Hoax” yang diisi oleh Dr. Abdul Muhaimin Iskandar Wakil Ketua DPR RI Komisi 1, Olivia Zalianty Artis, Tokoh Pemuda dan Ferdinandus Setu Plt, Kepala Biro Humas Kominfo RI dan di pandu oleh moderator Piet Cintya, yang mana dalam seminar live streaming tersebut

Dr. Abdul Muhaimin Iskandar menyampaikan bahwa dalam suasana ini tentu bersyukur Indonesia bisa tetap berjalan dengan baik, meskipun dengan masa-masa yang sulit, suasana semacam ini bersyukur Indonesia dengan seluruh keterbatasan pemerintah, keterbatasan kemampuan anggaran yang dimiliki, masyarakat tetap mandiri, tetap kuat dan bahkan di berbagai daerah hijau, masyarakat bisa menjaga dengan baik, menahan laju penularan.

Apa yang terjadi adalah memiliki modal sosial yang tinggi, memiliki komunalitas kekuatan kultur, solidaritas, akar budaya yang berbasis pada nilai-nilai adat, yang berbasis pada agama telah mampu menyatukan bangsa ini dalam satu solidaritas untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Potensi kekuatan kultur solidaritas, kebersamaan ini, tentu harus terjaga dengan baik dan tidak boleh dirusak oleh siapapun, termasuk keinginan merusak melalui penyebaran informasi hoax, penyebaran informasi sesat, salah satu sumber kekerasan perpecahan dan adu domba adalah produksi konten-konten sosial media, baik video informasi yang mengajarkan kekerasan terorisme, ini bisa diatasi dan teratasi tinggal kemudian cerita, gagasan, ide dan nilai-nilai yang didorong agar terjadi radikalisasi atau terjadi terorisme yang harus diantisipasi dengan baik.

“Dominasi 4 tahun terakhir itu adalah hoax, ajaran sosialisasi yang mengajarkan perpecahan, peperangan dan radikalisasi, yang muncul dan berkembang, lalu adu domba perpecahan diantara warga masyarakat,”ujarnya.

Teknologi informasi harus diantisipasi produksi hoax yang berbasis kekerasan, adu domba, ada yang disebut intensitas penayangan, ini harus di teliti lebih lanjut sehingga produksi hoax sekaligus adu domba dan keseruan di dalam sosial media juga dimunculkan oleh yang disebut sebagai kebutuhan pemasaran-pemasaran berbagai hal, disisi perpecahan adu domba dan hoax yang menggejala kuat 2 tahun terakhir.

Terutama tahun terakhir ini, agar masalah ini yang harus diatasi, ahli-ahli teknologi informasi harus benar-benar memecahkan misteri algoritma, ataupun tata kelola penyajian sosial media yang mengembangkannya berbasis hoax, berbasis info-info yang diproduksi dengan sangat canggih, selalu membuat terpancing untuk menjadi bagian dari produksi hoax itu.

Yang harus dijadikan rujukan bersama adalah bahwa munculnya hoax, munculnya informasi-informasi yang mengadu domba dan menyebarkan kebencian dan permusuhan bahkan yang paling ringan, menumbuhkan apatisme masyarakat.

Rasa frustasi masyarakat, atau memancing agresi masyarakat, dalam segala hal aktivitas untuk tindak kekerasan, menjadi rasialis, menjadi hilangnya solidaritas, ini juga harus ditelusuri akar masalah yang berkembang, ketidakpuasan dengan keadaan juga melahirkan sekelompok orang kemudian memproduksi dan membawa kecenderungan mengorganisir rasa ketidakpuasan itu dengan membuat produk-produk isu dan konten sosial media yang menarik dan menginternalisasi, akhir-akhir ini hoax itu menjadi semacam pasar baru bagi produsen-produsen hoax, untuk menjadikan isu-isu sesat itu justru untuk kepentingan, pertempuran gagasan ideologi antara kiri kanan dan tengah.

Tetap bersama-sama menjaga kekuatan bangsa ini yang memang punya kekuatan akal, kultural, budaya, solidaritas yang kuat, untuk dijadikan modal sosial, tidak mudah dipecah belah, saya juga mengajak semua milenial untuk menjadi bagian dari produksi konten-konten positif, kreatif, inovatif yang memotivasi, melahirkan kemampuan kemandirian, membangun solidaritas, dan banyak konten-konten positif yang melahirkan kaum muda menjadi pengusaha baru, tumbuh dari pembelajaran sosial media.

Dalam kesempatan yang sama, Olivia Zalianty Artis, Tokoh Pemuda menyampaikan “sekarang di sosial media itu seringkali beredar berita hoax, produsen hoax itu berharap akun dia itu menjadi banyak yang baca, biasanya berita-berita hoax itu judulnya sensasional, sebagai pembaca atau generasi milenial.

Sekarang kalau begitu terima berita, jangan baca hanya judulnya saja, jangan percaya judul-judul, konfirmasi dulu, jangan langsung share, periksa dulu sumber berita, sumbernya dari mana, kalau misalnya dari lembaga-lembaga yang bisa dipertanggungjawabkan, terpercaya, sebagai generasi penerus, jangan terpengaruh, menggunakan teknologi itu boleh, tetapi seperlu nya jangan terlalu berlebihan.

Menurut Ferdinandus Setu Plt. Kepala Biro Humas Kominfo RI juga menyampaikan bahwa saat ini peran internet semakin penting dalam kiehidupan social, ekonomi dan politik di dunia global.

“Setiap tahun internet semakin dalam memengaruhi kehidupan umat manusia, teknologi ini telah merubah peradapan dunia dengan cepat, kecenderungan internet telah bergerak menjadi kebutuhan pokok bagi tiap orang,”tandasnya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *