Beritakota.id, Brebes – Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Brebes, Arya Dewa Nugroho, menegaskan tidak ada persoalan atau tumpang tindih dalam pendistribusian program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya.
Hal ini disampaikan Arya menanggapi isu dugaan gerilya dan penyerobotan distribusi MBG oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Polri.
Menurut Arya, hingga saat ini belum ada laporan dari SPPG yang dikelola masyarakat mengenai adanya penyerobotan distribusi atau gangguan dalam penyaluran MBG ke sekolah-sekolah.
“Setahu saya di Brebes belum pernah terjadi persoalan itu. Brebes kondusif, semua bersinergi dan aman terkendali. Belum ada laporan SPPG yang mengaku diserobot dalam pendistribusian ke sekolah,” ujar Arya kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).
Ia menjelaskan, pembagian distribusi MBG sudah diatur secara jelas dalam petunjuk teknis. Salah satu ketentuannya adalah jarak antara dapur SPPG dan sekolah maksimal 6 kilometer atau dapat ditempuh kurang dari 10 menit perjalanan.
“Penentuan penerima manfaat berasal dari BGN. Dalam pelaksanaannya, SPPG bekerja sama dengan sekolah-sekolah. Ketika ada SPPG baru yang akan beroperasi, selalu dilakukan koordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih pelayanan,” jelas Arya.
Lebih lanjut, Arya menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah ada 65 dapur SPPG yang beroperasi di Kabupaten Brebes dari total 102 yang telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan BGN.
“Dari 102 SPPG yang sudah PKS, 65 di antaranya telah operasional dari target total 172 SPPG. Saat ini, 65 SPPG tersebut sudah melayani lebih dari 190 ribu penerima manfaat. Jika semua beroperasi, target total penerima manfaat bisa mencapai 600 ribu orang,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Gandasuli 02 Kecamatan Brebes, Sucipto, mengaku 370 siswanya telah menerima MBG sejak 3 November 2025 dari SPPG YKB Gandalusi Polres Brebes. Ia menegaskan tidak ada unsur paksaan dalam penyaluran bantuan tersebut.
“Jujur, tidak ada paksaan. Kami justru merasa terbantu. Anak-anak pun senang dengan menu MBG yang diberikan,” kata Sucipto.
Hal senada disampaikan Aininah, siswi kelas IX SMP Negeri 2 Brebes. Ia menyebut program MBG sangat dinantikan para siswa karena selain menambah asupan gizi, juga memberikan dampak ekonomi.
“Senang banget, makannya enak dan bergizi. Menunya juga bervariasi dan banyak disukai teman-teman,” ungkapnya.
Menurut Aininah, sejak menerima MBG dari SPPG Polres Brebes, pengeluarannya menjadi lebih hemat. “Sekarang jarang jajan, uang saku bisa ditabung untuk keperluan lain,” ujarnya.
Sebelumnya, isu dugaan penyerobotan distribusi MBG oleh SPPG Polri mencuat setelah pernyataan Wakil Ketua Komisi IX DPR, Yahya Zaini. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2025), Yahya menyinggung adanya dugaan pemaksaan oleh SPPG Polri yang beroperasi di Brebes dan Grobogan, Jawa Tengah.
Melalui tayangan YouTube TV Parlemen yang kemudian viral di media sosial, Yahya menyebut kehadiran SPPG Polri di lapangan menimbulkan benturan dengan SPPG yang telah dikelola masyarakat.
“Untuk mendapatkan penerima manfaat, banyak anggota Polri yang bergerilya ke sekolah-sekolah. Akibatnya, SPPG yang sudah bekerja sama dengan sekolah diminta pindah oleh polisi,” kata Yahya.
Yahya meminta agar BGN segera menertibkan hal tersebut. “Pak Sonny (Wakil Kepala BGN, Sony Sanjaya), tolong ditertibkan. Jangan sampai yang sudah bekerja sama dengan SPPG tertentu dipaksa oleh Polres untuk pindah, karena hal itu mengurangi jatah SPPG yang sudah berjalan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar pendistribusian MBG tidak mengalami tumpang tindih.
“Mohon dimonitor dengan baik agar tidak terjadi tumpang tindih. Kalau polisi datang, semua takut, apalagi jika berseragam. Ini sangat merisaukan karena ada dua daerah yang sudah melapor ke saya,” pungkas Yahya Zaini.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan