Beritakota.id, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa megathrust. Melalui akun Instagram resminya, BMKG (@infobmkg) menjelaskan bahwa zona megathrust adalah wilayah pertemuan lempeng tektonik yang berpotensi memicu gempa besar dan tsunami.
Potensi gempa megathrust di Indonesia bukanlah ancaman baru. Zona-zona ini telah terbentuk sejak jutaan tahun lalu, seiring dengan pembentukan rangkaian kepulauan Indonesia. Lantas, di mana saja titik-titik yang perlu diwaspadai?
Berdasarkan data BMKG, terdapat 13 titik zona megathrust di Indonesia yang tersebar di enam zona subduksi aktif. Berikut adalah daftar lengkapnya beserta potensi kekuatan gempa yang perlu diketahui:
1. Megathrust Aceh–Andaman (9,2 M): Segmen paling aktif yang pernah memicu gempa dahsyat pada tahun 2004.
2. Megathrust Nias–Simeulue (8,7 M): Bagian penting dari zona subduksi Sumatera dengan potensi akumulasi energi tektonik tinggi.
3. Megathrust Batu (7,8 M): Meskipun magnitudonya lebih rendah, gerakan subduksi tetap menyimpan energi signifikan.
4. Megathrust Mentawai–Siberut (8,9 M): Mengalami seismic gap, berpotensi melepaskan energi besar.
5. Megathrust Mentawai–Pagai (8,9 M): Mirip dengan Mentawai-Siberut, menyimpan energi besar akibat pergeseran lempeng.
6. Megathrust Enggano (8,4 M): Bagian penting dari subduksi Sumatera selatan.
7. Megathrust Selat Sunda (8,7 M): Juga mengalami seismic gap, berpotensi gempa besar.
8. Megathrust West–Central Java (8,7 M): Akumulasi energi tektonik tinggi akibat pergerakan lempeng.
9. Megathrust East Java (8,7 M): Jalur megathrust yang terus dipantau karena akumulasi energi yang besar.
10. Megathrust Sumba (8,5 M): Zona pertemuan lempeng yang dinamis.
11. Megathrust North Sulawesi (8,5 M): Aktivitas kegempaan sering terjadi, indikasi akumulasi energi terus berlangsung.
12. Megathrust Philippine (8,2 M): Interaksi kompleks lempeng membuat zona ini sangat aktif.
13. Megathrust Papua (8,7 M): Tekanan antar-lempeng sangat besar.
“Gempa megathrust hanya menunggu waktu,” jelas BMKG. Meskipun teknologi untuk memprediksi kapan gempa akan terjadi belum ada, kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah kunci utama. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan bersiap menghadapi potensi bencana alam ini.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan