Coretax Biang Kerok Anjloknya Pendapatan APBN

Capital Market Forum 2025
Capital Market Forum 2025

Beritakota.id, Jakarta – Coretax atau sistem administrasi perpajakan ditengarai jadi penyebab defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dimana APBN pada Februari 2025 mengalami defisit sebesar Rp 31 triliun.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun menyoroti penurunan penerimaan negara tersebut dari sektor pajak.

“Salah satu penyebabnya adalah gangguan teknis pada sistem inti administrasi perpajakan atau Coretax, yang seharusnya menjadi terobosan digitalisasi perpajakan di Indonesia,” ucapnya dalam acara Capital Market Forum 2025 di Gedung BEI, Jakarta (21/3/2025).

Baca Juga: Banggar DPR Mukhtarudin Harap Pemerintahan Prabowo-Gibran Kelola APBN dengan Efektif

Misbakhun mengakui bahwa sistem Coretax sebenarnya memiliki potensi besar dalam meningkatkan efisiensi perpajakan.

Sistem ini dirancang untuk mengintegrasikan layanan pajak secara digital, mempermudah pelaporan dan pembayaran bagi wajib pajak.

Namun sayangnya, sejak diterapkan pada 1 Januari 2025, sistem ini mengalami berbagai kendala teknis yang justru menghambat penerimaan pajak negara.

“Ada permasalahan Core tax yang belum terdeliver terhadap market. Cor tax ini ide yang bagus, teknologi informasi diterapkan sistem pelayanan sehingga terintegrasi. Sejak 1 Januari implementasi ini ada permasalahan teknikal sehingga mengganggu penerimaan pajak dan akses pembayaran pajak,” jelasnya.

Karena gangguan ini, tambahnya, penerimaan pajak pada akhirnya anjlok hingga 30% pada Februari 2025, menciptakan lubang besar dalam kas negara.

Selain kendala teknis pada sistem perpajakan, faktor eksternal seperti penurunan harga komoditas juga berkontribusi terhadap merosotnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Harga komoditas yang melemah menyebabkan pendapatan dari ekspor dan royalti sumber daya alam menurun, meskipun di sisi lain penerimaan kepabeanan justru mengalami kenaikan di bulan yang sama.

Dengan situasi ini, Misbakhun meminta pemerintah untuk lebih waspada dan memastikan stabilitas keuangan negara tetap terjaga. “Kita harus tetap hati-hati. Target kita tetap menjaga defisit APBN di kisaran 2,53 persen,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *