Beritakota id, Jakarta – Situasi pandemi merupakan salah satu katalis dari perkembangan dunia digital. Dalam menghadapi arus digitalisasi, para anak muda perlu memiliki adaptabilitas agar mampu memilah dan menggunakan informasi dengan tepat. Maka dari itu, mempersiapkan anak muda yang adaptif dan tangguh sangat diperlukan agar mereka bisa menjadi pemimpin di dunia digital.
Next Gen Summit 2021 yang diadakan pada 6-7 April membahas mengenai berbagai kemampuan diri yang dibutuhkan anak muda untuk menghadapi era digital. Dalam salah satu workshop, dibahas juga mengenai bagaimana teknologi digital dapat berkontribusi pada sektor kesehatan.
Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia menjelaskan bahwa membawa informasi yang tepat di dunia digital sangat dibutuhkan. “Saat ini, pengguna internet, konsumsi berita online, hingga konsumsi informasi dari media sosial terus meningkat. Situasi pandemi yang membuat lebih banyak masyarakat sadar akan isu kesehatan dan lingkungan harus dimanfaatkan untuk membangun lebih banyak solusi terhadap isu yang ada, seperti kondisi salah gizi pada anak.”
“Partisipasi komunitas, terutama anak muda sebagai ‘new generation’ di dunia digital, dapat menjadi agen pembawa perubahan karena mampu memberikan konten edukasi terutama mengenai kesehatan. ‘New generation’ ini cenderung memiliki beberapa karakteristik unik. Mereka biasanya lebih sadar akan kesehatan dan dampak sosial, tumbuh di sekitar teknologi, menghargai pengalaman, dan optimis mengenai nilai-nilai keberlanjutan..” lanjut Arif.
Digitalisasi dalam dunia kesehatan masih perlu mendapatkan banyak perhatian. Platform digital juga dapat digunakan untuk mengedukasi anak muda mengenai pentingnya sebuah sektor, seperti kesehatan.
Pada sesi workshop yang sama, Dr. Nadhira Afifa, MPH, Dokter Umum dan Anggota Tim Kantor Staf Menteri Kesehatan menyatakan, “Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang memiliki tantangan dalam menggunakan teknologi digital karena masyarakat kita yang cenderung lebih menyukai cara konvensional. Indonesia sendiri masuk dalam peringkat ke-4 di dunia dalam permasalahan gizi. Namun, permasalahannya bukan tentang kekurangan uang, tetapi kekurangan ilmu. Sehingga, sangat penting untuk memastikan penyebaran informasi terutama di dunia kesehatan.”
Dr. Nadhira melanjutkan, “Maka dari itu, komunikasi kesehatan secara digital memerlukan penggunaan big data, pembicara yang terpercaya, jumlah informasi yang ingin kita berikan, atau relevansi informasi. Mempertimbangkan lingkungan, kapasitas, persepsi, dan kemungkinan respon dari masyarakat juga dibutuhkan. Dalam menjangkau anak muda, ternyata millennial dan Gen Z tidak semerta-merta lebih memilih informasi dari media sosial. Penelitian dari University of Melbourne menyebutkan bahwa masyarakat usia 18-40 tahun sebagian besar masih mendengarkan informasi kesehatan dari pemerintah, ahli kesehatan, dan media.”
Selama pandemi, sektor kesehatan mau tidak mau mulai menerapkan teknologi digital, misalnya dengan lahirnya berbagai aplikasi telemedis yang memudahkan masyarakat untuk terhubung secara daring dengan tenaga kesehatan. Kolaborasi pemerintah dan swasta dalam hal digital juga dapat dilihat dari munculnya kemudahan seperti vaksinasi drive thru yang dapat mendekatkan akses kesehatan kepada masyarakat. Inilah salah satu contoh digitalisasi yang dapat mempermudah hidup masyarakat.
Terkait vaksinasi sendiri, Danone Indonesia telah melakukan kemitraan dengan berbagai pihak seperti Halodoc, Siloam Hospitals Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan lainnya untuk menyukseskan program pemerintah tersebut. Dalam pelaksanannya, Danone Indonesia mendukung program vaksinasi dengan memenuhi kebutuhan hidrasi peserta vaksinasi dan tenaga kesehatan melalui produk AQUA, pemberian edukasi nutrisi kepada lansia, maupun mendukung dalam penyediaan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, baju hazmat, dan hand sanitizer bagi ratusan tenaga kesehatan yang bertugas.
Untuk menggunakan platform digital dalam edukasi kesehatan, Danone Indonesia menghadirkan berbagai inisiatif yang bersifat menginspirasi, mengedukasi, hingga melibatkan partisipasi publik. Hal ini terjadi dalam media sosial perusahaan hingga kampanye digital seperti konten edukasi rutin, webinar dan podcast kesehatan Bicara Gizi, dongeng digital Aku Bintang Cerita Danone, program berkelanjutan Ayo Minum Air hingga Isi Piringku.
“Berbagai sektor harus bekerjasama untuk kemajuan sektor kesehatan di Indonesia, termasuk kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta. Kami berharap digitalisasi dapat digunakan oleh generasi muda untuk membawa perubahan, agar nantinya bisa digunakan bersama untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat.” tutup Arif.