Beritakota.id, Semarang- Meski memiliki keterbatasan, Duta Baca Indonesia (DBI) Gol A Gong tidak kehilangan semangat dan meyakini dengan membaca buku, maka pikiran akan selalu terisi dan berfokus pada segala impian yang ingin dicapai. Bukan pada sesuatu yang tidak bisa dicapai.
Hal ini disampaikan Gol A Gong sebagai prolog mengawali Bincang-Bincang Literasi bersama Duta Baca Indonesia di Jawa Tengah, Rabu, (29/5/2024).
Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Kabupaten Semarang, Tirta Nursari mengakui sebagian masyarakat menganggap kurang minat dengan kegiatan membaca. Apalagi kemudahan teknologi digital sudah memudahkan segala aktivitas manusia.
“Di sini kemudian peran lingkungan terkecil yakni keluarga menjadi penting sebagai modal utama dalam membentuk kebiasan membaca anak sejak dini,” tutur Nursari.
Tirta justru menaruh harapan, kelak suatu karya literasi sudah bisa dihasilkan di usia anak-anak. Ini selaras dengan program literasi keluarga yang sedang gencar ia kampanyekan.
Baca juga: Urgensi Budaya Literasi dalam Membangun Kesadaran Membaca
Yah, seseorang dapat menghasilkan karya (buku) jika sering membaca. Karena dari situ, dia akan memiliki perbendaharaan kata yang banyak. Dan itu modal dasar dalam menulis.
“Logikanya, untuk bisa menghasilkan output (menulis) harus memiliki input (membaca) juga yang banyak,” jelas CEO SIP Publishing Indra Gunawan.
Maka itu, pihaknya bekerja keras mendorong masyarakat Jawa Tengah untuk berlomba-lomba menuliskan gagasan, ide kreatifnya menjadi sebuah karya abadi.
“Karena seringkali orang ingin menulis tapi ragu karena tidak tahu caranya,” bebernya.
Justru, kondisi yang terjadi saat ini memperlihatkan adanya pergeseran kebiasaan. Kebiasaan baca buku tercetak beralih ke buku digital atau lewat aplikasi baca lainnya.
“Angka pembaca komik dan novel melalui aplikasi dan website baca buku di Indonesia sangat tinggi,” pungkas Indra.