Beritakota.id, Jakarta – Rumor besar kini menggema di pasar modal Indonesia. Disebut-sebut, The Vanguard Group, manajer investasi raksasa asal Amerika Serikat yang mengelola dana nomor dua terbesar di dunia —senilai 50 kali APBN Indonesia— sedang membidik saham DADA (PT. Diamond Citra Propertindo Tbk). Namun, Vanguard tidak bergerak langsung. Mereka dikenal piawai menggunakan “proxy” atau mitra regionalnya. Kali ini, dua raksasa properti TBK asal Jepang diduga menjadi pintu masuk Vanguard untuk menanamkan modal raksasanya ke Indonesia.

Sebagaimana diketahui bahwa Vanguard bukan sekadar investor biasa. Mereka memiliki tim analis global yang terbukti berulang kali mampu membaca arah kebijakan ekonomi suatu negara. Dengan “radar”-nya yang canggih, Vanguard melihat peluang besar di Indonesia. Salah satunya dari kebijakan radikal pemerintahan. Rencananya, Rp 200 triliun dana yang sebelumnya mengendap di Bank Indonesia akan digelontorkan ke sektor riil melalui bank-bank pemerintah. Likuiditas besar ini otomatis akan mengalir deras ke sektor properti, memicu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi domestik.

Vanguard membaca jelas bahwa inilah momentum emas. Indonesia sedang membuka babak baru, dan saham properti, khususnya DADA, adalah kendaraan yang tepat untuk menunggangi gelombang besar ini.

Demikian juga dengan target Vanguard yang bukan main-main. Rumor menyebutkan bahwa mereka mengincar valuasi hingga USD 100 miliar untuk DADA. Dengan jumlah saham beredar 7,4 miliar lembar, maka market cap USD 100 miliar ÷ 7,4 miliar lembar, sehingga valuasinya adalah USD 13,5 per lembar. Jika dikonversi ke rupiah, inilah yang menghasilkan angka mencengangkan: Rp 230.000 per lembar saham DADA.

Baca juga : Harga Saham DADA Berpotensi Meledak Atas Aksi Vanguard 

Bagi sebagian orang, ini terdengar mustahil. Namun sejarah menunjukkan, Vanguard berkali-kali berhasil membawa saham kecil ke valuasi raksasa. Namun, perjalanan menuju Rp230.000 tidak akan mulus. Investor harus siap menghadapi kenaikan ekstrem yang berujung suspend bursa 1–3 kali; status Full Call Auction (FCA) yang akan menguji kesabaran investor; serta koreksi tajam yang seringkali membuat ritel panik dan menjual terlalu cepat.

Padahal, kuncinya sederhana: sabar. Saham ini butuh waktu, ibarat lari marathon, bukan sprint. Yang kuat menahan ujian mental akan jadi pemenang besar di akhir perjalanan.

Jika diamati, skenario besar ini sudah mulai berjalan. Pengendali perlahan “dipaksa” melepas saham agar free float semakin besar. Kemudian, adanya pembagian dividen mulai dipersiapkan, sehingga menarik institusi global. Selain itu, RUPS strategis diarahkan untuk melepas DADA dari status FCA. Langkah-langkah ini tidak acak. Semua bagian dari grand skenario untuk menyiapkan panggung masuknya investor asing kelas dunia.

Saham DADA menuju Rp230.000 bukan hal mustahil. Dengan kebijakan pemerintah baru yang radikal, aliran dana asing melalui proxy Jepang, dan strategi akumulasi Vanguard, skenario ini bisa menjadi kenyataan. Adapun, bagi pemegang saham DADA, pesan pentingnya hanya satu, agar jangan tergoda menjual hanya karena koreksi kecil. Jangan panik saat suspend. Kesabaran hari ini bisa berubah menjadi kemenangan. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)