Dio Chandra Sefa: Konsisten Hadir Di Ruang Publik

Beritakota.id, Kota Tangerang – Meski belum berhasil meraih kursi DPRD Provinsi Banten pada Pemilu Legislatif 2024, Dio Chandra Sefa justru semakin menunjukkan konsistensi dan eksistensinya di ruang publik. Sosok muda yang akrab disapa Ka Dio ini terus bergerak, terutama melalui media sosial yang menjadi kanal utama untuk tetap terhubung dengan masyarakat, khususnya generasi muda.

banner 336x280

Dikenal vokal, enerjik, dan membumi, Dio bukanlah nama baru dalam dunia aktivitas sosial. Sebelum terjun ke politik, ia telah aktif dalam berbagai komunitas, mulai dari Ketua Remaja Masjid, anggota Karang Taruna, hingga Humas komunitas otomotif. Dari aktivitas tersebut, Dio kerap terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti khitanan massal, kunjungan ke panti jompo, hingga pelaksanaan Gema Ramadhan 2021 yang saat itu dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Tangerang.

“Titik balik saya bukan saat kampanye, tapi waktu aktif di organisasi sosial. Dari situ saya mulai paham pentingnya hadir dan berguna bagi masyarakat,” ungkap Dio kepada beritakota.id, Rabu (21/5/2025).

Berangkat dari pengalaman itulah, Dio kemudian dicalonkan sebagai anggota legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pileg 2024. Ia merasa banyak aspirasi anak muda yang belum mendapat saluran, dan ingin menjadi jembatan antara potensi generasi muda dengan arah kebijakan publik.

“Banyak anak muda yang semangat, tapi bingung harus nyalurin ke mana. Itu yang bikin saya tergerak,” tuturnya.

Selama masa kampanye, Dio dan tim kreatifnya yang dikenal sebagai “Mimin Oren” menjadikan media sosial sebagai ruang interaktif yang bukan hanya informatif, tetapi juga menyenangkan. Lewat Instagram dan platform digital lainnya, Dio menampilkan sisi dirinya secara utuh dari kegiatan politik, interaksi warga, hingga konten-konten receh khas anak muda yang tetap bermuatan pesan.

Baca juga : Anggaran Pemilu Terus Naik, PKB Dorong Evaluasi Menyeluruh Sistem Politik

“Capek sih, tapi seru. Saya memang pengen beda—bukan cuma datang minta suara, tapi ngajak ngobrol warga lewat konten,” katanya sambil tersenyum.

Yang membedakan Dio dari banyak figur politik muda lainnya adalah konsistensinya pasca-Pemilu. Tidak menghilang atau vakum, Dio tetap aktif di media sosial maupun di kegiatan komunitas. Ia tetap hadir di tengah masyarakat, menghadiri undangan warga, diskusi santai, dan berbagai forum silaturahmi yang memperkuat akar konstituen.

“Buat saya, medsos bukan cuma alat kampanye. Ini cara saya tetap nyambung sama masyarakat, kapan pun dan dalam kondisi apa pun,” tegasnya.

Dio juga menyoroti fenomena akun media sosial para caleg yang tiba-tiba “mati suri” pasca pemilihan. Menurutnya, justru setelah pemilu adalah momentum untuk membuktikan komitmen dan menjaga kepercayaan masyarakat.

Kini, konten-konten Dio tampil lebih santai dan personal, mulai dari keseharian, cuplikan humor ringan, hingga opini mengenai isu sosial yang dianggap penting. Ia pun jujur bahwa dirinya masih terus belajar untuk lebih percaya diri tampil di depan kamera, tanpa harus berpura-pura menjadi sosok lain.

“Yang penting konsisten dulu. Soal viral, anggap aja bonus,” ujar Dio santai.

Ketika ditanya apakah ia akan kembali maju di Pileg 2029, Dio hanya tertawa—namun semangat dan geraknya di tengah masyarakat membuktikan bahwa ia tidak pernah benar-benar berhenti.

Dio Chandra Sefa adalah gambaran anak muda yang percaya bahwa perubahan tidak harus menunggu jabatan formal. Selama masih mau hadir, mendengar, dan bergerak, kontribusi tetap bisa diberikan kapan saja, di mana saja. (Herman Effendi)

banner 728x90
Exit mobile version