Beritakota.id, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membangun fasilitas penyimpanan (storage) dan kilang minyak, yang menjadi salah satu proyek hilirisasi dan dibiayai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berdekatan di Pulau Nipa.
“Sekitar sih [Pulau Nipa] kan kilang antara kilang sama storage kan mestinya enggak jauh-jauh ya. Akan tetapi, ya perlu tempat yang cukup lah, yang pas,” kata Pelaksana Harian Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tri Winarno di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Tri menyebut, kilang minyak tersebut akan dibangun dengan kapasitas 500 ribu barel per hari (bph), sementara storage minyak dirancang untuk kapasitas 1 juta barel. Sementara itu, minyak yang disimpan besar kemungkinan berasal dari impor. “Kan impor bisa. Kilang itu kan dari crude dijadikan entah minyak, entah apapun lah,” ujarnya.
Adapun realisasi lifting minyak bumi sepanjang 2024 mencapai 579,7 ribu bph. Angka ini lebih rendah daripada target APBN 2024, yakni 635 ribu bph.
Tri menambahkan, storage minyak dibangun guna meningkatkan ketahanan energi nasional. Penyimpanan minyak ini ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan nasional selama 30 hari sesuai dengan amanat Peraturan Presiden.
Sementara pembangunan kilang minyak bertujuan untuk memastikan pasokan energi dalam negeri lebih stabil dan mengurangi ketergantungan impor. Kedua proyek tersebut masuk dalam 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp 659,2 triliun yang akan dibiayai oleh Danantara.
“Pemerintah juga akan membangun refinery berkapasitas 500 ribu bph yang akan menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar nantinya. Ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik. Crude storage ini untuk menuju ketahanan energi nasional kita berdasarkan perpres itu harus menambah 30 hari dan itu akan kita bangun di salah satu alternatifnya di Pulau Nipa,” pungkasnya.