Beritakota.id, Lamongan – Berdasarkan data dari The State of Global Islamic Economy Report, ekonomi syariah Indonesia tengah mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Tercatat pada tahun 2018 Indonesia menampati posisi 10 besar dunia dan di tahun 2020 naik ke posisi 4 dari 73 negara. Indonesia juga tengah bekerja sama dengan negara-negara muslim dunia dalam meningkatkan nilai ekspor produk halal.
Selain itu, sinergi yang kuat juga dilakukan oleh pelaku UMKM dan koperasi dalam menjalankan peran sebagai produsen produk, guna mengembangkan halal value chain termasuk melalui koperasi Pondok pesantren yang menjadi salah satu penggerak ekonomi syariah.
Seiring dengan perkembangan tersebut, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mendorong peningkatan pembiayaan dana bergulir dengan prinsip syariah kepada koperasi pondok pesantren di Indonesia.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, pihaknya akan selalu siap mendukung peningkatan ekonomi syariah melalui pengembangan ekosistem halal value chain bersama mitra-mitra koperasi di Indonesia melalui penyaluran dana bergulir.
Hal ini tercermin dari hasil kolaborasi yang dijalankan dengan Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan Koperasi Syariah Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP) Sunan Drajat Lamongan yang membentuk ekosistem bisnis dari 17 pondok pesantren besar di Jawa Timur.
“Ini adalah wujud nyata kolaborasi itu terjadi untuk meningkatkan ekonomi pesantren, karena ternyata banyak kajian bahwa ekonomi pesantren dan kemandirian pesantren sangat luar biasa potensinya, dan menurut saya sudah tidak perlu ada kajian, sudah cukup dan sekarang aksinya,” ujar Supomo saat peresmian Toserba KSPB Sunan Drajat di Lamongan, Jawa Timur.
Saat ini, LPDB-KUMKM bersama dengan Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan KSBP Sunan Drajat tengah menjalankan ekosistem bisnis dalam mensinergikan bisnis antar pondok pesantren di Jawa Timur yang akan menjadi role model atau percontohan pengembangan bisnis pesantren melalui koperasi untuk wilayah lain di Indonesia.
“Kami akan support dan ini sudah jelas, kemandirian pesantren sangat perlu, ekonomi pesantren memiliki potensi yang besar, pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia melompat jauh dan ini kami LPDB-KUMKM juga akan mengikuti lompatan ini,” tegas Supomo.
Tercatat, sepanjang 2021 LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir kepada 192 mitra dengan total nilai penyaluran sebesar Rp1,641 triliun.
Total dana bergulir tersebut disalurkan menggunakan dua pola penyaluran, untuk pola konvensional sepanjang tahun 2021 mampu menyalurkan sebesar Rp813 miliar. Sedangkan untuk pola syariah, LPDB-KUMKM mampu menyalurkan sebesar Rp828 miliar sepanjang tahun 2021.
Jumlah tersebut disalurkan kepada 3.144 mitra di seluruh Indonesia yang tersebar di 34 provinsi, dengan total proposal yang diterima sebanyak 4.694, dan jumlah penerima dana sebanyak 329.390 KUMKM.
Selain itu, dalam menduplikasi pengembangan ekonomi umat melalui koperasi, LPDB-KUMKM juga akan terus mendorong koperasi pondok pesantren di berbagai daerah untuk mengakses pembiayaan dana bergulir, sebab saat ini adalah momentum peningkatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
“Ternyata koperasi yang potensial itu ada di pesantren, karena memang dilandasi oleh akhlak yang luar biasa, sehingga gerakan ekonomi akan link and match tanpa banyak kata dan rundingan, dan LPDB-KUMKM masuk ke pembiayaan. Ayo kita bergerak, LPDB-KUMKM pasti men-support dan kami sudah menggerakkan program ini di Pondok Pesantren Annur 2, sebentar lagi ke Nurul Jadid, Lirboyo, Sidogiri,” pungkas Supomo.