Beritakota.id, Jakarta – Harga emas dunia mencetak rekor tertinggi baru pada hari ini, Senin (6/10/2025), menembus level psikologis US$ 3.900 per troi ons. Kenaikan signifikan ini menegaskan kembali status emas sebagai safe haven di tengah gejolak ekonomi global. Situasi ini didorong oleh sejumlah faktor krusial, termasuk shutdown atau penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (AS), ketidakpastian ekonomi global, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data terbaru, harga emas spot melonjak 1,5% menjadi US$ 3.942,59 per troi ons pada pukul 16.10 WIB, setelah sempat menyentuh level tertinggi US$ 3.949,34 pada awal sesi perdagangan. Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga mengalami kenaikan serupa, naik 1,5% menjadi US$ 3.967,10 per troi ons.
Shutdown AS dan Ketegangan Politik Picu Kenaikan
Kenaikan harga emas kali ini diperparah oleh ketegangan politik di Washington. Seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan rencana Presiden AS Donald Trump untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pegawai federal jika negosiasi dengan Partai Demokrat di Kongres untuk mengakhiri penutupan pemerintahan tidak menunjukkan kemajuan. Kondisi ini semakin meningkatkan uncertainty di pasar.
“Minat terhadap emas tetap tinggi karena dampak dari penutupan pemerintahan AS yang terus berlanjut,” ujar Senior Research Analyst di FXTM, Lukman Otunuga, seperti dilansir dari Reuters.
Prospek Emas: Peluang atau Ancaman?
Analis independen Ross Norman menambahkan, sebagian investor mungkin membeli karena fear of missing out (FOMO), tetapi bagi yang lain, mereka merasa “kapal penyelamat finansial” ini sudah berlayar.
Harga emas telah melonjak hampir 50% sepanjang 2025. Kenaikan ini didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral dunia, meningkatnya permintaan terhadap exchange-traded funds (ETF) berbasis emas, pelemahan dolar AS, serta minat investor ritel yang mencari hedging di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan perdagangan global.
Menurut Norman, reli emas tahun ini didominasi oleh investor jangka panjang seperti bank sentral dan investor institusional, bukan oleh spekulan. Hal ini menunjukkan potensi koreksi harga yang lebih ringan. Sebaliknya, momentum reli masih sangat kuat.
“Setiap pelemahan harga justru bisa menjadi peluang beli selagi momentum reli ini masih kuat,” katanya.
UBS: Harga Emas Akan Terus Menguat
UBS memperkirakan harga emas masih akan terus menguat. “Kami melihat alasan fundamental dan momentum yang mendukung reli emas lebih lanjut, dan kini memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 4.200 per troi ons pada akhir tahun ini,” tulis UBS dalam catatannya.
Emas dikenal sebagai aset yang unggul di tengah suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi karena tidak memberikan imbal hasil tetap. Emas pertama kali menembus level US$ 3.000 per troi ons pada Maret 2025, dan sejak itu terus mencatat kenaikan signifikan. Investor disarankan untuk mencermati pergerakan pasar dan mempertimbangkan risk management dalam keputusan investasi mereka.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan