Beritakota.id, Jakarta – Dalam upaya memperkuat literasi anak Indonesia secara menyeluruh dan berkelanjutan, Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) kembali menggelar CIA Fest 2025, festival literasi anak terbesar di Indonesia. Acara ini akan berlangsung pada 3–5 Oktober 2025 di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Mengusung tema “Suara Anak untuk Alam” adalah ajakan kolektif untuk membangun ruang aspirasi anak sekaligus meningkatkan kesadaran literasi isu lingkungan sejak dini.
Stefanie Agustin, Pendiri Majalah CIA, menyampaikan pentingnya literasi dalam menciptakan masa depan bangsa yang maju dan tangguh.
“Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tapi kecakapan berpikir, menyerap, mengolah, dan menyajikan. Ini adalah pijakan menuju masyarakat yang merdeka secara pengetahuan dan tangguh menghadapi zaman.”
CIA Fest digelar sejalan dengan agenda prioritas pemerintah menuju Generasi Emas Indonesia 2045. Harapannya, dengan dilakukannya CIA Fest 2025 akan menjadi ajang kolaboratif dan inspiratif dalam membentuk generasi yang cinta lingkungan dan bangga akan budaya bangsanya.
Ajang ini juga menyoroti kekayaan geografis Kalimantan, secara khusus adalah Kalimantan Selatan. Lewat kolaborasi strategis antara Majalah CIA dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
“Bagi kami, menjadi bagian dari perkembangan generasi Indonesia yang mengenal identitas bangsanya adalah sebuah keharusan. Kerja sama dengan CIA membuat kontribusi kami semakin luas dan bermakna, apalagi diperkaya dengan literasi lingkungan bagi anak-anak kita,” ujar Irisandy Winata Nasution, selaku Plt. Kasubid Promosi dan Anjungan Daerah, Badan Penghubung Provinsi Kalimantan Selatan.
Kolaborasi ini dikukuhkan dalam momen peluncuran acara yang dikemas dalam kegiatan Piknik Keluarga Media pada Minggu, (27/07/2025) di TMII, Jakarta Timur.
Selain keluarga media CIA, diramaikan pula ibu-ibu dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Badan Penghubung Provinsi Kalimantan Selatan, serta anak-anak dari Sekolah Luar Biasa (SLB). Nuansa kekeluargaan dan semangat bersama tampak jelas dalam kegiatan tersebut, yang tidak hanya menjadi ajang peluncuran, tetapi juga refleksi bersama pentingnya keterlibatan anak dalam isu lingkungan.
Majalah CIA, media anak yang telah hadir selama 15 tahun, telah menjangkau lebih dari 10 juta pembaca anak di seluruh Indonesia. Melalui berbagai program seperti Hak Baca Anak (HBA) dan Buku Untuk Semua (BUS), CIA terus mengupayakan peningkatan akses literasi, terutama bagi anak-anak termarjinalkan dan yang tinggal di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Pada penyelenggaraan CIA Fest 2025 akan dilakukan sejumlah kegiatan unggulan, seperti Bazaar Buku Rakyat (BBR) bekerja sama dengan Taka Library. Acara ini menyajikan ribuan buku anak dan keluarga yang akan dijual dengan harga terjangkau namun berkualitas.
Baca juga : Festival Jamu Upaya Menghidupkan Tradisi Warisan Nusantara
“Bukan literasi yang rendah, tapi harga yang tak murah dan akses yang tak mudah,” ujar Santi Yulia Santi Edri, Pendiri Taka Library.
CIA Fest menghadirkan 14 mata lomba yang mencakup berbagai aspek literasi, seni, dan kreativitas, seperti: Cerdas Cermat, Debat, Storytelling, Modern Dance, Musikalisasi Puisi, Kreasi Lakon, hingga Mading Kreatif. Beberapa di antaranya merupakan lomba antar keluarga yang dirancang untuk mempererat hubungan anak dan orang tua.
Kolaborasi dengan berbagai pihak juga menjadi kunci sukses CIA Fest, termasuk dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat (Forum TBM Jakarta) yang akan menggelar Jambore TBM. Kegiatan ini memberikan ruang bagi pengelola TBM, relawan, dan anak-anak binaan untuk berpartisipasi dalam aksi literasi.
“Sinergi ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi karya dan kreativitas, tetapi juga mempertegas komitmen bersama dalam menghadirkan akses literasi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak,” ungkap Yudi Hartanto, Ketua Forum TBM Jakarta.
Dalam ajang Festival Gambar yang akan diikuti sekurangnya 1.000 Anak PAUD. Hasil karya anak-anak PAUD ini akan diterbitkan dalam buku khusus oleh Majalah CIA. Kemudian akan dilakukan pemecahan rekor berupa “200 Menit Tanpa Gawai”. Sebanyak 1.000 anak dan orang tua akan mengikuti kegiatan bebas gawai selama 200 menit, yang didaftarkan ke Museum Rekor Indonesia (MURI).
MAINLYMPIC adalah kegiatan berupa permainan tradisional, sebagai Puncak dari kegiatan MAINLYMPIC yang telah menyapa 50 sekolah dasar sepanjang 2025. Acara lain yang paling dinanti adalah jalan santai bersama 1.000 guru pada 4 Oktober 2025. Kegiatan ini sekaligus merayakan “Hari Guru”, sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap peran guru dalam mencerdaskan bangsa. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan