Beritakota.id, Jakarta – Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan yang jatuh pada tanggal 14 September menjadi momentum penting untuk merenungkan peran vital pustakawan dalam memajukan budaya literasi dan mendorong peningkatan kualitas layanan perpustakaan di Indonesia.

Mengangkat tema “Mengembangkan Kompetensi untuk Pustakawan Hebat, Layanan Berkualitas,” perayaan tahun ini menekankan urgensi peningkatan kapabilitas pustakawan dalam menghadapi tantangan era digital.

Plt. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Ofy Sofiana, menekankan bahwa momen ini bukan hanya perayaan seremonial, tetapi juga sebagai ajang refleksi dan akselerasi.

“Kecakapan pustakawan telah menjadi tumpuan utama dalam menopang dan memastikan kualitas layanan perpustakaan,” ujarnya dalam webinar daring yang diselenggarakan pada Senin (15/9/2025).

Webinar tersebut menghadirkan sejumlah tokoh terkemuka di bidang kepustakawanan, termasuk Ketua Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI), Joko Santoso; Pustakawan Berprestasi Terbaik 2024, Edi Wiyono; dan Wakil Presiden APLiN (ASEAN Public Library Information Network), Chaerul Umam.

Joko Santoso memaparkan tentang pentingnya mengembangkan kompetensi pustakawan di era kecerdasan buatan (AI). Ia menyoroti tantangan global dan profil pustakawan Indonesia, serta menggarisbawahi keunggulan pustakawan dibandingkan mesin pencari.

“Pustakawan bukan sekadar penjaga informasi, melainkan pencipta pengetahuan yang relevan dan etis,” tegasnya.

Data 2025 menunjukkan bahwa 53,31% pustakawan Indonesia berasal dari generasi milenial, dengan 83,64% telah tersertifikasi profesional. “Dengan profil demografis yang didominasi generasi digital dan tingkat sertifikasi yang tinggi, pustakawan Indonesia memiliki modal kuat untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi,” jelas Joko.

Edi Wiyono, Pustakawan Berprestasi Terbaik 2024, menekankan bahwa peran pustakawan telah bergeser. “Dulu pustakawan hanya menjaga koleksi. Namun, peran itu harus kita dorong lebih jauh. Pustakawan juga harus menjadi pencipta pengetahuan dari berbagai koleksi yang ada,” ujarnya.

Chaerul Umam: Adaptasi dan Inovasi dalam Layanan Perpustakaan

Chaerul Umam menyoroti pentingnya adaptasi teknologi dan pengembangan keterampilan baru bagi pustakawan. “Pustakawan perlu menguasai keterampilan baru seperti penulisan, penelitian, dan komunikasi profesional,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya kebijakan perpustakaan berbasis data dan analisis.

Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan 2025 menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya peran pustakawan dalam memajukan literasi dan pengetahuan di Indonesia.

Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan komitmen, diharapkan dunia perpustakaan Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa.