Beritakota.id, Jakarta – Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam sidang kabinet paripurna perdana pada Rabu (23/10/2024), menegaskan komitmennya terhadap swasembada energi. Sebelumnya saat pidato pelantikan di hari Minggu (20/10/2024), Presiden menekankan pentingnya mencapai swasembada pangan dan energi, termasuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
“Swasembada energi, mutlak! Kita bersyukur memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Kita harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya tanpa ragu-ragu,” ujar Presiden Prabowo dalam sidang tersebut. Ia juga menginstruksikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk memastikan semua program kementerian dan lembaga memberikan kontribusi nyata, terukur, dan bersinergi dalam mencapai target ini.
Merespons hal tersebut, Direktur Utama PT Hero Global Investment (HGI), Robin Sunyoto, menyampaikan apresiasinya terhadap fokus pemerintah dalam sektor energi, terutama pengembangan EBT.
“Komitmen Pemerintahan Prabowo Subianto untuk energi bersih sangat kami apresiasi. Pemanfaatan sumber daya alam dengan pengembangan energi baru terbarukan seperti panas bumi dan tenaga air, melalui PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro), kini menjadi prioritas,” ujar Robin, pada Kamis (24/10/2024).
PLTA adalah pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas lebih dari 10 megawatt (MW), sementara PLTM memiliki kapasitas antara 1-10 MW. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro memiliki kapasitas di bawah 1 MW.
Hero Global Investment sebagai perusahaan yang berfokus pada pengembangan energi bersih melalui berbagai anak usahanya, termasuk PT Seluma Clean Energy dan PT Bina Godang Energi menyatakan siap bersinergi dengan pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dan mendukung target Indonesia menuju net zero emission pada tahun 2060.
Saat ini merekanmengelola beberapa proyek pembangkit listrik energi terbarukan, antara lain PLTM Parmonangan-1 dengan kapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 dengan kapasitas 10 MW, yang keduanya berlokasi di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Selain itu, HGI juga berinvestasi di PT Pasadena Biofuels Mandiri, yang mengelola PLTBg (Pembangkit Listrik Tenaga Biogas) Ujung Batu berkapasitas 3 MW di Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Robin Sunyoto menjelaskan bahwa dengan visi memperluas cakupan energi baru terbarukan secara signifikan, HGI terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas energi bersih guna mendukung upaya pemerintah dalam mencapai bauran EBT yang lebih tinggi.
“Kami memahami pentingnya EBT dalam transisi energi menuju keberlanjutan di Indonesia. Sebagai independent power producer (IPP) di sektor energi terbarukan, HGI berkomitmen penuh untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia,” tegasnya. Robin, lulusan S1 dan S2 dari Monash University, Australia, juga menambahkan bahwa HGI berencana melakukan ekspansi pembangkit listrik berbasis hidro, mengingat potensi energi air di Indonesia masih sangat besar.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menarik investasi di sektor EBT. HGI berkomitmen untuk terus meningkatkan investasinya dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT di Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT sesuai dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Untuk mewujudkan target tersebut, diperlukan investasi sebesar US$14,2 miliar guna meningkatkan kapasitas listrik EBT menjadi 8,2 gigawatt (GW). Beberapa potensi sumber energi terbarukan di Indonesia yang besar antara lain tenaga panas matahari (3.294 GW), angin (155 GW), air (95 GW), arus laut (63 GW), bahan bakar nabati (57 GW), dan panas bumi (23 GW).
Dengan peluang yang besar ini, HGI bersama sektor swasta lainnya siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendukung pencapaian target energi terbarukan dan swasembada energi di Indonesia.(Lukman Hqeem)
