Beritakota.id, Jakarta – Indonesian Gastronomy Community (IGC) meluncurkan program Edukasi Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter positif melalui kebiasaan makan siang bergizi di sekolah.
Ketua Umum IGC, Ria Musiawan, menjelaskan bahwa program ini mendukung keberhasilan program makanan bergizi nasional. “Kami ingin menciptakan pemahaman yang baik sekaligus mengembangkan karakter anak bangsa agar intervensi gizi lebih efektif. Ini juga membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang peduli pada kesehatan, lingkungan, dan kearifan lokal,” ucapnya, Sabtu (14/12/2024)
Ria menambahkan bahwa program Makan Siang Bergizi di Sekolah tidak hanya menyediakan makanan sehat, tetapi juga menjadi media edukasi nilai-nilai positif bagi generasi penerus bangsa. “Dalam ilmu gastronomi, makanan tidak hanya memenuhi kebutuhan biologis, tetapi juga membangun karakter seperti kebersamaan, rasa syukur, dan penghargaan terhadap budaya. Makan siang di sekolah menjadi kesempatan ideal untuk mengajarkan etika makan, kebersihan, kerjasama, dan mindful eating,” katanya.
Baca Juga : Kekurangan Zat Besi Ancam “Working Memory” Anak SD
Ketua Dewan Pembina IGC, Prof. Nila Moeloek, menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. “Kunci keberhasilan tidak hanya kesehatan fisik, tetapi juga karakter kuat, kecerdasan emosional, dan daya saing global yang harus dibangun sejak dini,” ujarnya.
Prof. Nila juga menyoroti peran kebiasaan makan bersama di sekolah sebagai sarana pembelajaran. “Dengan makan di meja sekolah, anak-anak belajar disiplin, rasa hormat, dan kerjasama, yang menjadi fondasi solidaritas bangsa di masa depan,” imbuhnya.
Program ini merupakan bagian dari komitmen IGC terhadap Gastronomi Indonesia yang Bijak dan Berkelanjutan, yang dicanangkan pada Hari Gastronomi Berkelanjutan 2024. Gastronomi berkelanjutan mengedepankan penggunaan bahan pangan ramah lingkungan, mendukung petani lokal, dan menjaga keanekaragaman hayati.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, yang turut hadir dalam kegiatan ini, mengajak masyarakat, khususnya para ibu, untuk menyediakan makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) bagi anak-anak sejak dini. Menurutnya, kemandirian pangan berbasis sumber daya lokal menjadi bagian penting dari upaya mewujudkan swasembada pangan.
“Konsumsi sehat dimulai dari produksi pangan dalam negeri, termasuk yang diproduksi di pekarangan keluarga. Misalnya, sepertiga piring diisi karbohidrat, sepertiga lainnya sayur hasil kreativitas keluarga, dan sisanya protein,” jelas Arief.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi tentang manfaat makanan bergizi. “Tidak hanya sekadar memberikan asupan, kita harus menjelaskan mengapa makanan bergizi itu penting,” tambahnya.
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, mendukung ajakan Arief agar kaum ibu lebih aktif dalam menyiapkan makanan sehat bagi anak-anak. “Permasalahan kita adalah kurangnya edukasi. Edukasi harus dilakukan secara holistik agar semua masalah ini teratasi,” kata Veronica.
Baca Juga : Sri Mulyani Buka Suara Terkait Program Makan Siang Gratis
Ia juga menyoroti peran guru dalam edukasi pangan. “Sekolah harus menjadi tempat di mana anak dan orang tua sama-sama teredukasi. Integrasi parenting di sekolah sangat penting untuk membangun budaya makan sehat,” imbuhnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional, Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, serta para guru dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Program ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter. (Herman Effendi/Lukman Hqeem)