Kejahatan Sering Lebih Memikat, Den of Thieves 2: Pantera

Den of Thieves 2 : Panthera (Lionsgate)

Beritakota.id, Jakarta – Den of Thieves 2: Pantera adalah kelanjutan dari film aksi Den of Thieves (2018), yang disutradarai oleh Christian Gudegast. Sekuel ini kembali menggabungkan aksi intens, perampokan yang cerdik, serta karakter-karakter penuh intrik. Rencananya akan tayang di jaringan bioskop XXI mulai 8 Januari 2025.

Kisah dari Den of Thieves 2: Pantera masih mengikuti cerita para mantan anggota geng yang masih terikat dalam dunia kejahatan, kali ini lebih fokus pada sekelompok perampok internasional yang berusaha merampok bank sentral. Sebagai lawan dari kelompok tersebut, kali ini muncul karakter baru yang lebih misterius dan memiliki tujuan yang lebih besar, dengan subplot yang melibatkan hubungan pribadi yang rumit. Gerard Butler, yang kembali sebagai “Big Nick” O’Brien, kini harus menghadapi ancaman yang lebih besar dan berbahaya, dengan berbagai twist yang memperkeruh batasan antara teman dan musuh.

Seperti film pertama, Den of Thieves 2: Pantera menghadirkan sejumlah adegan aksi yang menegangkan, baik itu perkelahian jarak dekat, tembak-menembak, maupun kejar-kejaran mobil yang adrenalin-pumping. Gudegast tetap menjaga elemen ketegangan dengan porsi yang pas antara adegan aksi dan pembangunan karakter.

Keistimewaan dari film ini adalah cara penyutradaraan Gudegast yang tidak hanya fokus pada ledakan besar atau aksi fisik, tetapi juga pada dinamika emosi antar karakter yang memberi kedalaman pada cerita. Kejutan-kejutan plot membuat penonton tetap waspada, mempertanyakan siapa yang sebenarnya dapat dipercaya.

Baca juga : Film Horor Terbaru The Nun 2 Streaming Pertama di CATCHPLAY+

Karakter

Kembalinya Gerard Butler sebagai Big Nick memang menjadi daya tarik utama. Karakter Nick semakin berkembang dalam film ini, dengan sisi manusiawi dan moralitasnya yang dipertanyakan. Karakter-karakter lain membawa dinamika berbeda dalam cerita. Dibandingkan dengan film pertama yang lebih terfokus pada persaingan antara pihak penegak hukum dan kriminal, sekuel ini mengembangkan sisi emosional dan moral dari beberapa karakter utama.

Sosok Big Nick O’Brien, masih menjadi karakter utama yang sangat kompleks. Dalam film pertama, dia digambarkan sebagai detektif tangguh namun juga ambigus, dengan kecenderungan melakukan tindakan yang sedikit “di luar jalur” dalam menangani kasus-kasusnya. Dalam Den of Thieves 2: Pantera, pengembangan karakternya lebih ditekankan pada keretakan moral dan pribadi.

Ia kini terjebak dalam dilema antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Hubungannya dengan kolega dan keluarganya semakin rumit karena pengaruh dunia kejahatan yang terus menggerogoti dirinya. Sisi rentan Nick terlihat, dimana dia bukan hanya seorang detektif keras kepala, tetapi juga seorang pria yang berjuang dengan kesendirian, kehilangan, dan harga diri yang terus terancam.

Kebimbangan dalam karakternya semakin terlihat saat ia harus menghadapi situasi yang memaksanya untuk mempertanyakan loyalitas dan kepercayaannya. Dalam beberapa adegan, ada momen yang lebih lembut dan emosional dari Nick, yang memberikan kedalaman pada karakter yang sebelumnya bisa dibilang lebih “stereotip”. Gerard Butler berhasil membawa dimensi yang lebih manusiawi pada karakter ini, yang lebih dari sekadar simbol dari pihak penegak hukum.

Film ini juga memperkenalkan beberapa karakter baru yang memberi pengaruh besar pada alur cerita. Di antaranya adalah Donnie, yang berada dalam kelompok perampok internasional. Kepribadian Donnie sangat berbeda dengan Nick, lebih terkontrol dan memiliki kecenderungan untuk melihat dunia kriminal dari sudut pandang yang lebih praktis dan rasional. Karakter baru ini memiliki cerita latar yang lebih terselubung. Ia membawa dinamika yang menarik dalam hal pengkhianatan, moralitas abu-abu, dan juga dampak dari pilihan-pilihan hidup yang mereka buat.

Bauran Batas Kriminal dan Aparat Penegak Hukum

Salah satu tema utama dalam pengembangan karakter film ini adalah tentang pembauran batas antara kriminal dan penegak hukum. Sementara di film pertama kita melihat polarisasi yang lebih jelas antara “penjahat” dan “pahlawan”, sekuel ini menggali lebih dalam ke area abu-abu moral, di mana kita bisa melihat bagaimana karakter dari kedua sisi dunia ini saling bergantung dan sering kali memiliki kode moral yang serupa meskipun mereka berada di pihak yang berbeda.

Sejumlah karakter pendukung seperti anggota geng atau kolega Nick juga mengalami pengembangan dalam film ini, meskipun tidak seintens karakter utama. Beberapa di antaranya lebih menonjol, tetapi film ini tidak memberi terlalu banyak ruang untuk karakter-karakter tersebut berkembang lebih jauh—yang mungkin jadi salah satu kelemahan dalam pengembangan karakter secara keseluruhan.

Film ini mengeksplorasi motivasi pribadi karakter-karakternya. Misalnya, bagi Big Nick, yang tadinya mungkin didorong oleh rasa keadilan dan tugas sebagai seorang detektif, seiring waktu dia mulai dipengaruhi oleh dorongan balas dendam dan kecanduan akan adrenalin dari dunia kriminal yang ia coba kejar. Sementara itu, karakter kriminal baru dalam geng juga memiliki motivasi yang lebih dalam, bukan hanya soal uang, tetapi juga tentang kekuasaan dan identitas.

Keputusan-keputusan yang diambil oleh karakter-karakter ini sering kali mempengaruhi hubungan mereka satu sama lain dan memberikan penekanan pada tema kepercayaan, pengkhianatan, dan pengorbanan dalam dunia yang keras ini.

Tantangan Moral, Kejahatan Di Dunia Seringkali Lebih Memikat

Den of Thieves 2: Pantera menawarkan tema-tema mengenai kesetiaan, pengkhianatan, dan moralitas dalam dunia kriminal. Film ini juga menggali lebih dalam mengenai hubungan antara penegak hukum dan kriminal, dengan menunjukkan bahwa keduanya sering kali berdiri di garis yang sangat tipis.

Film ini menghadirkan tantangan moral yang lebih besar menghadapi dilema etis. Benturan prinsip antara penegak hukum dengan pilihan terjerat dalam dunia yang penuh dengan godaan. Ini membuat kisah menjadi semakin menarik dan mengajak penonton untuk mempertanyakan batasan antara yang benar dan yang salah, terutama ketika kedua sisi tampak sama-sama kotor.

Namun, bagi beberapa penonton, alur cerita yang cukup berbelit dan adanya twist yang terkadang terlalu dipaksakan bisa terasa membingungkan. Pengembangan karakter yang lebih mendalam dapat dipahami oleh mereka yang menikmati film dengan lapisan-lapisan kompleks, tetapi bagi yang mencari film aksi ringan, ini mungkin sedikit terlalu berat.

Den of Thieves 2: Pantera berhasil menyajikan sebuah sekuel yang dapat memuaskan penggemar film aksi dengan penambahan lapisan cerita dan ketegangan yang lebih besar. Aksi tetap menjadi jantung dari film ini, namun elemen-elemen plot dan karakter memberikan nuansa yang lebih dalam. Meskipun tidak sepenuhnya sempurna dan terkadang terlalu ambisius, bagi mereka yang menikmati film dengan fokus pada heist dan pengembangan karakter yang gelap, ini adalah sekuel yang layak ditonton.

Seperti film pertama, sekuel ini menunjukkan bahwa kejahatan di dunia ini sering kali lebih rumit dan memikat daripada yang tampak di permukaan. (Lukman Hqeem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *