Beritakota.id, Depok – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) kembali melepas sebanyak 202 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea dan Jerman.

Diketahui sebanyak 191 PMI akan ditempatkan di Korea Selatan dan 11 lainnya di Jerman. Pemberangkatan PMI ini melalui program Government to Government (G to G).

Direktur Jenderal Penempatan KP2MI, Ahnas mengatakan sebanyak 202 calon Pekerja Migran Indonesia ini telah mengikuti Orientasi Pra Pemberangkatan mulai dari pelatihan kompetensi dasar hingga penguasaan bahasa negara tujuan

“Rata-rata persiapan membutuhkan waktu hingga dua tahun, karena kami ingin memastikan pekerja yang diberangkatkan memiliki kompetensi teknis dan bahasa yang memadai,” ujar Ahnas saat pelepasan di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri Bisnis dan Pariwisata di Depok, Senin (18/8/2025).

Baca juga: KemenP2MI Terima Aset Tanah dan Bangunan Hasil Rampasan KPK, Akan Digunakan untuk Bangun Migrant Center

Dia menjelaskan 191 PMI yang diberangkatkan Korea Selatan akan bekerja pada sektor manufaktur, perikanan, dan jasa.

“Sedangkan yang ke Jerman khusus ditempatkan sebagai tenaga kesehatan, yakni perawat,” imbuhnya.

Dalam arahannya, Ahnas juga mengingatkan kepada para PMI untuk menjaga nama baik Indonesia saat bekerja.

“Dalam kita bekerja ke luar negeri, jaga nama baik Indonesia. Pekerja Migran Indonesia punya karakteristik budaya yang kita pertahankan dan itu kita bawa ke negeri orang, kita bekerja di sana tunjukkan dedikasi kita, tunjukkan karakteristik kita bahwa kita memiliki budaya yang baik yang ini yang kita pertahankan,” kata dia.

“Jadi jaga nama baik Indonesia yang sekarang namanya Indonesia 80 tahun ini kita jaga kita merawat semuanya baik-baiknya karena kita berkeinginan negara kita ke depan akan menjadi negara yang maju,” imbuhnya.

Ahnas juga mendorong para pekerja untuk memanfaatkan kesempatan di Korea Selatan dan Jerman sebagai ajang belajar dan mengembangkan diri.

“Ini tempat pembelajaran terbaik yang ke Korea maupun yang ke Jerman. Ini adalah ladang untuk belajar karena belajar itu minal mahdi ilal lahdi sejak turun ayunan sampai nanti masuk liang lahat kita masih harus belajar, termasuk pada saatnya kita bekerja apa yang digunakan di sana nanti saat kembali ke Indonesia bisa diterapkan juga di Indonesia,” kata dia.

“Paling tidak bisa pengembangan-pengembangan teknologi yang ada di negara-negara kita, bisa adopsi menjadi pengembangan-pengembangan di negara kita di Indonesia,” tukasnya.