Meningkatkan Kesadaran Perubahan Iklim Generasi Muda Indonesia

BeritaKota, Jakarta – Acara tahunan Erasmus Days kembali digelar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Erasmus Days adalah kegiatan para alumni penerima beasiswa Erasmus untuk memberikan inspirasi bagi para pelajar lainnya tentang manfaat beasiswa ini. Berlatar belakang wabah Corona akibat virus COVID-19, para alumni beasiswa Erasmus melakukan berbagai kegiatan secara virtual dengan mengangkat tema “Act Today for Our Tomorrow”.

Diskusi ini tentang peranan generasi muda Indonesia dalam mengantisipasi perubahan iklim. Sejumlah nara sumber dihadirkan dari Eco Camp dan Waste Solution Hub yang berbagi praktik baik seputar pengelolaan sampah sebagai bentuk upaya mitigasi iklim.

Kegiatan ini juga memberikan informasi mengenai beasiswa Erasmus. Tujuannya agar membuka kesempatan kepada lebih banyak mahasiswa Indonesia memperoleh manfaat beasiswa Erasmus. Lebih dari 1.900 mahasiswa Indonesia telah menuntaskan studi mereka di negara-negara Eropa melalui program beasiswa Erasmus. Selain memberikan manfaat studi ke Eropa bagi mahasiswa Indonesia, beasiswa ini juga memberikan kesempatan bagi lebih dari 500 mahasiswa dan dosen asal Eropa untuk menempuh pendidikan jangka pendek atau mengajar di berbagai universitas di Indonesia.

Hans Farnhammer, Kepala Kerjasama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia mengatakan, “Kami bangga terhadap semangat para alumni Erasmus untuk memberikan sumbangsihnya bagi Indonesia dan sekaligus mempromosikan program beasiswa ini walaupun ditengah situasi pandemi saat ini. Kami percaya pada potensi dan kiprah ribuan alumni Erasmus di Indonesia untuk turut memecahkan masalah-masalah global.”

“Meski dunia sedang dilanda pandemi, tetapi dunia pendidikan tetaplah bergairah dan dinamis. Uni Eropa tetap membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para pelajar di Indonesia untuk menempuh pendidikan tinggi di berbagai negara Eropa. Kami ingin pelajar Indonesia tetap dapat menikmati manfaat beasiswa Erasmus, meski tentu perlu beradaptasi dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh tiap-tiap negara”, ungkapnya.

Menanggapi isu perubahan iklim global beliau menambahkan, “Baru-baru ini EU meluncurkan Perjanjian Hijau Eropa (European Green Deal), yaitu sebuah rencana masa depan yang berkelanjutan dan bertujuan untuk menjadikan Eropa sebagai benua dengan iklim netral pada tahun 2050. Peran generasi muda dalam mengatasi masalah lingkungan dan perubahan iklim sangatlah penting. Karena itu, Erasmus Days diharapkan menjadi momentum yang tepat dalam melakukan aksi nyata,” imbuhnya.

Hanif Falah, Kepala Perwakilan Erasmus Mundus Association Indonesia menjelaskan, ”Secara pribadi, Beasiswa Erasmus telah memberikan saya kesempatan untuk melihat lebih dalam tentang studi dan karir yang saya ambil di bidang pembangunan dan kebijakan public”.

Dalam Erasmus Day ini, para alumni datang dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda dan bertemu untuk berdiskusi bersama bagi perubahan yang lebih baik. Salah satu isu yang penting dan genting untuk didiskusikan adalah isu lingkungan terutama perubahan iklim. Isu perubahan iklim merupakan isu lintas sektoral sehingga memerlukan pencarian solusi berbasis sektoral juga.

Menurut Hanif, “Para alumni yang mempunyai latar belakang berbeda diharapkan mampu berkontribusi di bidang masing-masing baik melalui pekerjaan atau inisiatif social. Isu lingkungan adalah isu yang sifatnya lintas sektor, dan lintas generasi. Terutama bagi generasi saya/kami, permasalahan ini sudah sangatlah mendesak. Sehingga kami sepakat untuk mengambil fokus lingkungan sebagai tema dan gugahan aksi di peringatan Erasmus Days tahun ini.”

Ditambahkan olehnya bahwa dengan Erasmus Days ini menjadi kesempatan untuk menggalang komitmen para alumni dari berbagai latar belakang pendidikan, profesi dan generasi, untuk merespon krisis perubahan iklim di Indonesi.

Alumni Erasmus lainnya, Sekar Sari, MA. menyampaikan, “Setelah lulus kuliah Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, saya bertekad memperdalam seni dan diplomasi budaya. Saya beruntung mendapat beasiswa Erasmus, dan menjadi mahasiswa pertama asal Indonesia yang mengambil jurusan Master of Art di Choreomundus-International Master on Dance Knowledge, Practice, and Heritage,“ ungkap peraih Indonesian Movie Awards 2016 ini.

Menurut Sekar “Proses belajar di Choreomundus mendorong saya untuk bisa menggali lagi seni budaya khususnya melalui praktik seni peran dan seni tari beserta aspek di sekitarnya termasuk pengkajian seni budaya yang komprehensif dan menjadikan seni budaya sebagai strategi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara”.

“Jika kekayaan seni budaya Indonesia saya ibaratkan sebagai ‘buah-buahan’, maka tekad saya menempuh pendidikan lanjutan di negara-negara Eropa melalui program Erasmus+ adalah untuk menguasai ‘pisau analisis’ agar dapat memanfaatkan potensi seni budaya Indonesia seoptimal mungkin bagi kehidupan sosial dan pembangunan nasional negeri kita”, pungkas Sekar.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *