Beritakota.id, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, sejumlah negara diprediksi mengalami resesi di 2023, karena tren pelemahan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal II-2022, akan terus terjadi hingga akhir tahun 2022.
“Tren terjadinya pelemahan sudah terlihat mulai kuartal II di berbagai negara dan akan semakin dalam pada kuartal III dan IV, sehingga prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan termasuk kemungkinan terjadi resesi mulai muncul,” ungkapnya dalam konferensi pers APBN KITA, Senin (26/9/2022).
Dia menjelaskan, beberapa negara mengalami pelemahan ekonomi. Misalnya, China dan Amerika Serikat yang mengalami koreksi. Ditambah Inggris dan beberapa negara lainnya yang mengalami koreksi pertumbuhan ekonomi.
Tren ini diprediksi masih berlanjut di kuartal III dan Kuartal IV tahun 2022. “Kita lihat hampir semua negara kondisi pertumbuhan kuartal II nya melemah dibanding kuartal I secara sangat ekstrem,” ujarnya.
Meski demikian, dalam situasi ekonomi global yang tengah bergejolak sampai Agustus 2022, ekonomi Indonesia tumbuh positif mencapai 5,4 persen di kuartal II-2022. Dari sisi PDB, Indonesia jadi salah satu negara yang telah menyentuh 7,1 persen di atas level sebelum pandemi. Artinya, sudah ada tanda pemulihan dari dampak pandemi Covid-19.
“Negara-negara yang lebih tinggi dari kita hanya China, dan Vietnam dari ASEAN 6 dan G20, yang lain juga relatif sudah recover, tapi masih banyak yang negaranya masih pada level sama atau hanya sedikit lebih baik dari kondisi pra-pandemi,” tandasnya.
Hal yang lebih buruk dihadapi oleh Meksiko dan Thailand. Di mana posisi PDB nya masih berada di bawah level sebelum pandemi.
“Bahkan Meksiko, Thailand dan Jepang, GDP levelnya hari ini masih di bawah pra-pandemi level. Artinya GDP sekarang masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi terjadi. Jadi artinya mereka sama sekali belum pulih,” ujar dia.
Respon (1)