Beritakota.id, Jakarta – Di tengah derasnya arus digitalisasi dan kemunculan kecerdasan buatan (AI) yang kian memengaruhi cara anak-anak belajar, aktivitas menulis tangan di atas kertas kembali mendapat perhatian serius. Dorongan ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 20 Oktober 2025, yang menyoroti menurunnya kebiasaan menulis tangan di kalangan siswa sekolah dasar. Presiden meminta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengembalikan pelajaran menulis tangan di sekolah serta Kementerian Keuangan menyediakan buku tulis gratis bagi siswa, setelah melihat banyak anak menulis terlalu kecil demi menghemat kertas.

Presiden menegaskan bahwa menulis tangan merupakan kemampuan mendasar yang perlu ditinjau ulang penerapannya karena berperan penting dalam menumbuhkan daya pikir kritis dan imajinasi anak. Menindaklanjuti perhatian tersebut, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, SiDU (Sinar Dunia) merek buku tulis dari APP Group dan Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) berkolaborasi melakukan penelitian bertajuk “Pengaruh Aktivitas Menulis di atas Kertas terhadap Kemampuan Literasi Peserta Didik Sekolah Dasar.”

Penelitian yang melibatkan 2.293 siswa kelas 4 dan 5 SD di Jakarta dan sekitarnya ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sebanyak 81 persen peserta mengalami peningkatan kemampuan literasi yang signifikan setelah mengikuti kegiatan menulis tangan menggunakan modul dari Akademi Ayo Menulis SiDU. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa menulis tangan bukan sekadar aktivitas motorik, tetapi juga proses kognitif yang penting untuk membantu anak memahami bacaan, memperkuat daya ingat, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif.

Ketua Tim Peneliti Dr. Murniati Agustian, M.Pd. dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya menjelaskan:

“Kami mendorong para guru, orang tua, serta pembuat kebijakan untuk memberikan ruang yang memadai bagi kegiatan menulis tangan di sekolah. Di tengah pembelajaran yang semakin digital, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bersama agar kemajuan teknologi tidak menghapus keterampilan dasar yang membentuk daya pikir, konsentrasi, dan kreativitas anak,” paparnya, Kamis (30/10).

Sebagai mitra industri dalam kolaborasi ini, SiDU (Sinar Dunia) berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan literasi anak-anak Indonesia melalui produk dan program edukatif. Arif Darmawan, Head of Marketing Domestic Business Unit Stationery APP Group, menuturkan:

“SiDU percaya bahwa menulis tangan bukan hanya membentuk keterampilan motorik, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan penguasaan bahasa. Sayangnya, belum banyak penelitian di Indonesia yang meninjau secara khusus dampak menulis di atas kertas terhadap literasi dasar siswa. Kami berharap hasil penelitian ini menjadi pijakan bersama bagi sekolah dan pemangku kebijakan untuk mengembalikan kegiatan menulis tangan sebagai bagian penting dalam pembelajaran.”

Penelitian ini merupakan bagian dari program Ayo Menulis bersama SiDU, yang telah berjalan sejak 2017. Program tersebut menyediakan pelatihan menulis bagi siswa, modul pembelajaran bagi guru, serta berbagai lomba menulis kreatif untuk menumbuhkan minat menulis di kalangan pelajar secara berkelanjutan.

Baca juga : Pfizer Berikan Apresiasi Kepada Mahasiswa dan Akademisi Bioteknologi Kesehatan,

Dari sisi pemerintah, hasil riset kolaboratif ini mendapatkan apresiasi positif. Muhammad Noor Ginanjar Jaelani, S.Pd., Ketua Sub Tim Kerja Pembelajaran, Direktorat Sekolah Dasar Kemendikdasmen, menyatakan:

“Kemendikdasmen menyambut baik inisiatif riset ini. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, keterampilan menulis tangan tetap menjadi fondasi utama dalam proses belajar, karena tidak hanya melatih koordinasi motorik halus, tetapi juga memperkuat daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan berpikir kritis anak.”

Senada dengan itu, Dr. Astin Julaikhan, M.Pd., Kepala Sub Koordinator Kurikulum dan Penilaian Bidang SD Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, menambahkan:

“Dukungan kami terhadap penelitian ini sejalan dengan Surat Edaran tentang pembentukan karakter dan pembiasaan literasi di sekolah. Literasi bukan hanya membaca, tetapi juga menulis tangan. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan penting bagi sekolah-sekolah untuk menguatkan budaya literasi.”

Kehadiran Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) sebagai mitra media turut memperkuat aspek komunikasi publik yang ramah anak. Melalui konten inspiratif dan edukatif, Majalah CIA membantu menumbuhkan semangat menulis tangan melalui budaya membaca yang menyenangkan.

Kegiatan Peluncuran Hasil Penelitian dan Gelar Wicara “Pengaruh Aktivitas Menulis di atas Kertas terhadap Kemampuan Literasi Siswa SD” yang digelar hari ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan Indonesia untuk kembali menegaskan esensi literasi di era digital.

Menulis tangan bukan sekadar aktivitas tradisional yang tertinggal oleh teknologi, tetapi praktik pembelajaran reflektif yang memperkuat hubungan antara pikiran, emosi, dan tindakan jadi pondasi penting bagi lahirnya generasi yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)