Beritakota.id, Jakarta – Saham dunia naik dan imbal hasil Treasury turun dari level tertinggi awal pada hari Selasa karena pasar menunggu indikasi awal hasil pemilihan presiden AS yang ketat, dengan hanya pasar mata uang yang menunjukkan sedikit kegelisahan.
Opsi volatilitas tersirat semalam untuk euro/dolar melonjak ke level tertinggi sejak November 2016, seperti halnya untuk pasangan dolar-peso Meksiko, sebagai pengakuan bahwa yang terakhir dapat terpukul keras oleh kebijakan proteksionis jika Donald Trump dari Partai Republik mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Indeks VIX volatilitas saham AS, yang dikenal sebagai pengukur rasa takut Wall Street, bertahan di angka 20,5, turun 7% dari hari Senin tetapi naik dari angka 15 pada bulan September. Meskipun demikian, angka tersebut tetap berada di setengah level yang dialami dalam pemilihan presiden 2020 sebagai tanda bahwa pasar tetap relatif optimis.
Diperkirakan bahwa ini masih menjadi awal dari perkembangan pasar saat pemilu AS berlangsung. cukup awal. Setelah penutupan pemungutan suara di Georgia dan North Carolina pada pukul 7:30 malam atau Rabu 06:30 WIB, dimana keduanya adalah negara bagian yang penghitungannya cepat. Begitu banyak suara dari negara bagian yang sudah masuk, dimana jumlah pemungutan suara pada Hari Pemilihan lebih sedikit.
Indek MSCI Global naik 1,1%. Di Wall Street, Indek S&P 500 naik 1,2%, Dow Jones naik 1%, dan Nasdaq melonjak 1,4%. Indeks Eropa STOXX bergerak datar, sementara indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,9%.
Persaingan Harris – Trump Sangat Ketat
Jajak pendapat tetap ketat meskipun beberapa jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Harris telah menang. Prediksi pelaku pasar telah berayun liar mengacu jajak pendapat terbaru, tetapi Gelombang Merah yang menguntungkan Partai Republik tetap menjadi hasil yang paling mungkin diperhitungkan pasar diikuti oleh Presiden Demokrat dan Kongres yang terpecah,
Imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar memangkas kenaikan sebelumnya dan merosot ke 4,2888%, mundur dari level tertinggi empat bulan yang dicapai minggu lalu.
Imbal hasil melonjak lebih tinggi sebelumnya bahkan ketika investor secara luas mengharapkan Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ketika para pembuat kebijakan bertemu minggu ini. Lonjakan imbal hasil mengikuti data dari Institute for Supply Management yang menunjukkan aktivitas sektor jasa AS secara tak terduga meningkat pada bulan Oktober ke level tertinggi lebih dari dua tahun, karena lapangan kerja menguat.
Imbal hasil Treasury dua tahun naik 2 bps menjadi 4,1972%, juga mendekati level tertinggi tiga bulan yang dicapai minggu lalu.
Imvestor bersiap menghadapi turbulensi di pasar Obligasi, dengan memperhitungkan pergerakan besar yang telah kita lihat baru-baru ini. Pergerakan yang tidak menentu ini sejatinya memang tidak mengejutkan, mengingat “kontras dalam platform kebijakan para pelaku utama.”
Secara umum, dapat dikatakan bahwa kebijakan perdagangan Trump lebih proteksionis dan inflasioner.
Imbal hasil Treasury 10 tahun telah naik 63 basis poin sejak Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada 18 September.
Mata uang, yang tidak seperti saham diperdagangkan sepanjang waktu, mengalami lebih banyak aksi, meskipun hanya menawarkan indikasi yang tersebar dan kontradiktif tentang kandidat mana yang dipertaruhkan oleh investor. Dolar, yang melemah karena para pedagang melakukan penyesuaian akhir pada posisi, dibeli 151,58 yen dalam perdagangan USD/JPY dan berpindah tangan pada $1,0285 per euro dalam perdagangan EUR/USD
Pasar mengantisipasi potensi kemenangan bagi Trump. Hal ini akan mengangkat dolar, sementara kemenangan bagi Harris akan mendorongnya sedikit lebih rendah. Pada akhirnya pemilihan umum AS akan bergantung pada ini “apakah para pemilih AS ingin memilih keberlanjutan kebijakan ekonomi, stabilitas kelembagaan dan demokrasi liberal (Harris) atau kebijakan perdagangan radikal, kemunduran lebih lanjut untuk globalisasi dan demokrasi yang kuat (Trump). Singkatnya, pilihan warga AS adalah stabilitas atau perubahan.
Grafik indeks vix menunjukkannya pada angka 22 pada tanggal 5 November, setengah dari level pemilu 2020 sebagai penanda pasar saham dalam kondisi tenang.
Cina Bersiap
Cina terlihat berada di garis depan risiko tarif, dan mata uangnya khususnya diperdagangkan dengan penuh harap dengan volatilitas tersirat terhadap dolar di sekitar rekor tertinggi. Indek Hang Seng Hong Kong sendiri naik 2,1%.
Dolar Australia hampir tidak bereaksi setelah bank sentral mempertahankan suku bunga, seperti yang diharapkan, dengan semua mata tertuju pada pemilihan AS, dan Aussie terakhir sedikit menguat pada $0,6614.
Imbal hasil obligasi zona euro naik tipis, dimana imbal hasil obligasi Jerman tenor 10 tahun naik hampir 4 basis poin menjadi 2,431%, sedikit di bawah level tertinggi tiga bulan minggu lalu sebesar 2,447%.
Minyak mempertahankan kenaikan tajam semalam karena penundaan rencana produsen untuk meningkatkan produksi, meninggalkan patokan minyak mentah Brent pada $75,62 per barel setelah kenaikan 3% pada hari Senin. (Lukman Hqeem)