Beritakota.id, Batubara – MIND ID, Holding Industri Pertambangan Indonesia, terus menunjukkan komitmennya dalam memastikan pengelolaan sumber daya mineral berdampak inklusif bagi masyarakat, khususnya di wilayah pesisir sekitar area operasional. Melalui program bhakti sosialnya, MIND ID dan entitas anaknya secara konsisten mengembangkan program pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi biru, terutama lewat kegiatan budidaya ikan.
Program ini dirancang untuk menciptakan lapangan kerja baru yang lebih berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat pesisir. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengapresiasi kontribusi MIND ID dalam mendukung pemanfaatan ruang laut untuk kegiatan yang produktif dan ramah lingkungan.
“Kami saat ini tengah mendorong transformasi ekonomi masyarakat pesisir dari penangkapan konvensional menuju budidaya yang lebih terencana dan menguntungkan,” ujar Trenggono. Ia juga menekankan bahwa budidaya memiliki manfaat ekologis dan gizi yang lebih baik serta berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati laut.
Baca juga : MIND ID Targetkan Pasok Energi Elektrifikasi Seluruh Sumatera
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Pria Utama, menjelaskan bahwa pengembangan budidaya ikan merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menciptakan sumber ekonomi baru yang stabil bagi masyarakat pesisir. “Para nelayan kerap menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan hasil tangkapan yang tak menentu. Dengan budidaya, mereka bisa memiliki sumber penghasilan yang lebih terukur dan berkelanjutan,” katanya, Kamis (24/7/2025).
Melalui pelatihan, pendampingan, dan bantuan sarana produksi, MIND ID membekali masyarakat agar dapat menjalankan budidaya ikan secara profesional. Program ini juga mendorong terciptanya ekosistem ekonomi lokal yang kuat dan inspiratif.
Salah satu program unggulan adalah POS PELAUT (Polikultur Silvofishery sebagai Pemberdayaan Nelayan Sawang Laut) yang dijalankan oleh PT Timah Tbk. Program ini mendorong para nelayan membudidayakan ikan kakap putih sebagai alternatif saat tidak dapat melaut karena cuaca buruk. Hingga tahun 2024, program telah melibatkan lebih dari 100 nelayan dalam 11 kelompok budidaya di Pulau Kundur, membuka akses ekonomi baru bagi lebih dari 100 keluarga.
Di wilayah Sumatera Utara, INALUM juga menjalankan program budidaya udang vaname di Kabupaten Batu Bara. Awalnya hanya mengelola kolam dengan kapasitas 50 ribu benur dan hasil panen 700 kg, kini kelompok tersebut mampu menampung hingga 150 ribu ekor dan memanen hingga 2 ton setiap empat bulan.
“Program ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal berbasis kearifan daerah. Kami akan terus mendampingi dan mengembangkan potensi masyarakat agar dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan makin besar,” pungkas Pria. (Herman Effendi / Lukman Hqeem)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan