Beritakota.id, Jakarta – Emas berusaha menguat kembali di awal sesi Asia, Jumat (10/2025). Dipicu aksi teknis, dengan masuknya kembali para Buyer setelah penurunan tajam semalam. Selain itu, momentum bullish logam mulia secara umum memang masih terjaga. Salah satunya akibat US Shutdown yang sedang berlangsung telah menunda rilis data penting dan meningkatkan ketidakpastian atas stabilitas fiskal.
Sementara risalah FOMC bulan September yang dirilis pada Kamis dinihari. The Federal Reserve melanjutkan siklus pelonggarannya pada bulan September dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, dan sebagian besar pedagang memperkirakan pemangkasan tambahan pada bulan Oktober dan Desember.
Risalah juga menunjukkan bahwa para pejabat The Fed memandang risiko pasar tenaga kerja cukup signifikan. Hal ini menguatkan rencana pemangkasan suku bunga lebih lanjut, meskipun mereka tetap berhati-hati di tengah inflasi yang terus berlanjut.
Dalam sesi perdagangan sebelumnya, harga emas anjlok lebih dari 1,5%, merosot di bawah $4.000 per ons karena dolar menguat dan investor mengambil untung menyusul kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Baca juga : Emas Cetak Rekor Baru, Tembus US$ 3.900 Shutdown AS Picu Kenaikan Harga
Aksi ambil untung menanfaatkan momentum penguatan kembali dolar AS, yang naik 0,5% ke level tertinggi dalam dua bulan. Ini membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Sejumlah pelaku pasar mengurangi posisi mereka karena ketegangan geopolitik mereda, meskipun keyakinan terhadap reli yang lebih luas tetap kuat.
Meskipun terjadi penurunan, harga emas tetap naik sekitar 52% tahun ini, didukung oleh pembelian bank sentral, arus masuk ETF yang kuat, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut.
Diyakini harga emas masih bisa naik kembali, dimana harga emas akan mencapai rata-rata $4.000/oz pada kuartal keempat, diikuti oleh $4.100/oz pada kuartal pertama 2026 dan $4.200/oz pada kuartal berikutnya.
Hal yang bisa membuat harga emas turun drastis kedepannya adalah “Perdamaian dunia”. Aksi jual besar-besaran di pasar dapat memaksa investor menjual emas untuk mengumpulkan dana. (Lukman Hqeem)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan