Mulai Tahun Depan, Menhub Kaji Biaya Sandar Kapal di Pelabuhan

Petugas menambatkan tali kapal pesiar Seabourn Encore saat sandar di Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/3). Kapal pesiar tersebut mengangkut ratusan wisatawan asing yang akan berkunjung ke sejumlah tempat wisata di kota Surabaya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama/17

Beritakota.id, Jakarta – Pandemi Covid-19 telah menghantam sektor industri penerbangan dan angkutan darat babak belur. Hal itu ikut menghambat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari dua sektor tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun mengakui hal itu. Bahkan dia menilai transportasi udara dan kereta api lumpuh di masa pandemi Covid-19.

banner 336x280

“Memang agak dilematis di masa Covid-19 ini. Karena memang kereta api dan udara itu sama sekali lumpuh. Jadi kalau udara itu cuma 15%. Hampir sama juga dengan kereta api. Kereta api itu kita tidak bisa mengoperasikan karena permintaannya sedikit. Itu sudah sedikit okupansinya juga kita batasi 50%,” terangnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi V di gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/11/2020).

Dengan kondisi seperti itu, Budi mengakui PNBP dari dua sektor transportasi tersebut tidak akan maksimal selama pandemi Covid-19 masih melanda.

Namun demikian, Kemenhub akan memaksimalkan PNBP dari sektor laut. Budi menilai, biaya sandar di pelabuhan masih bisa untuk dinaikkan. Sehingga bisa menutupi kekurangan PNBP dari udara dan kereta api.

“Kami sedang upayakan PNBP ini dari laut. Karena di laut ini seperti biaya sandar di semua pelabuhan kita masih relatif bisa ditambahkan. Biaya-biaya pelabuhan, swasta, katakanlah di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera itu logistiknya banyak sekali, mungkin kita bisa dapatkan,” ucapnya.

Kenaikan biaya sandar dan biaya-biaya di pelabuhan itu akan dilakukan mulai tahun depan. “Sehingga tahun ini kita tidak bisa maksimal, tahun depan mungkin bisa maksimal dari 2 kegiatan itu,” pungkasnya.

banner 728x90
Exit mobile version