Beritakota.id, Jakarta – OK OCE Peduli memberikan siraman rohani kepada penerima manfaat program Ekonomi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan wirausaha prima dalam menghadapi gejolak pasar yang tidak menentu dalam situasi ekonomi yang kian kompetitif.
Menurut Herie Marjanto, Founder OK OCE Peduli, bahwa kegiatan ini merupakan acara bulanan dan rutin dilakukan.
“Agar penerima manfaat ekonomi OK CE Peduli dapat tumbuh menjadi manusia paripurna yang tak hanya piawai dalam menjual dan mencari peluang ekonomi, namun juga kuat dan punya daya tahan tinggi terhadap semua godaan dan cobaan dalam membangun dan mengembangkan usahanya,” katanya.
Ke depan, ia menambahkan, semoga program ini dapat terus berlanjut dan konsisten dilaksanakan.
Senada dengan hal tersebut, Hanif Salahudin, Direktur Eksekutif OK OCE Peduli menyatakan bahwa kegiatan kajin ini untuk memberikan ketahanan mental spiritual penerima manfaat ekonomi OK OCE Peduli.
“Kegiatan ini adalah bagian penting dari upaya mencetak wirausaha tangguh dan tahan banting dalam menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan dalam membangun usaha, agar tetap teguh dan kuat, kajian keagamaan ini kami laksanakan secara rutin, kedepan semoga lebih baik dan berimbas pada pengembangan usahanya,” katanya.
Pembinaan di bulan ini, ujar Hanif Salahudin, alhamdulillah penerima manfaat yang hadir lebih banyak dari pekan sebelumnya. “Para penerima manfaat selain klien dari Bapas kelas 1 Jakarta Pusat, serta turut hadir pula penerima manfaat dari desa binaan Rumah Zakat Jakarta,” katanya.
Kali ini, fasilitator Rumah Zakat sebelumnya memberikan materi sedikit tentang disiplin waktu. Penerima manfaat diharapkan bisa disiplin waktu dalam hal kehadiran pembinan dan lainnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan materi oleh ustadz Hidayat tentang 4 Golongan Manusia.
Menjadi Muslim yang baik merupakan petunjuk melalui keteladanan yang diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Mengutip hadis Nabi SAW.
“Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang Muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap Muslim atas Muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya. ” (H. R. Muslim No. 6706)
Ustad Hidayat menambahkan, da 4 golongan Manusia dalam berilmu. Pertama, Golongan Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri: yaitu golongan orang yang mengetahui (berilmu), dan mengetahui kalau dirinya berilmu.
Kedua, Golongan Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri. Yaitu golongan orang yang mengetahui (berilmu), tapi tidak mengetahui kalau dirinya berilmu.
Ketiga, Golongan Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri. Yaitu golongan orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu) dan mengetahui bahwa dia tidak tahu. Menurut Imam Ghazali, jenis manusia ini masih tergolong baik. Sebab, mereka menyadari kekurangannya.
Keempat, Golongan Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri. Yaitu golongan orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu) dan tidak mengetahui bahwa ia tidak tahu. Menurut Imam Ghazali jenis manusia keempat ini paling buruk.
“Semoga kita termasuk orang yang berilmu dan memahami ilmu yang di dapat bisa di aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, dengan pembinaan ini kami terus menambah ilmu baru, terima kasih Ok Oce Peduli dan Rumah Zakat,”pungkas Rofi pemilik usaha sate kambing dan sop kambing di daerah Tanah Abang.