Panen Raya, Kepala Bapanas Ajak Para Pihak Bangun Ekosistem Pangan Yang Progresif dan Inklusif

Badan Pangan Nasional saat panen raya padi di lahan PT Sang Hyang Seri (SHS) di Subang, Jawa Barat, Rabu (1892024)
Badan Pangan Nasional saat panen raya padi di lahan PT Sang Hyang Seri (SHS) di Subang, Jawa Barat, Rabu (1892024) (Dok.Humas Bapanas)

Beritakota.id, Subang – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya sektor benih dalam kebangkitan pangan nasional saat melakukan panen raya padi di lahan PT Sang Hyang Seri (SHS) di Subang, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024).

“Kebangkitan pangan nasional dimulai salah satunya dari sektor benih. Benih sangat penting, karena bahkan pada tahun 1968, Presiden Soeharto sudah memulai inisiatif pembenihan padi yang berkualitas. Saat ini, kita tinggal menjaga dan meningkatkan kualitas secara konsisten,” ucap Arief.

Arief juga menjelaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam membangun ekosistem pangan nasional. Dalam kegiatan panen raya ini, Badan Pangan Nasional bersama ID FOOD, PT SHS, Perum Bulog, Pupuk Indonesia, akademisi, Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), serta sektor swasta turut berperan aktif.

Sinergi pentahelix ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekosistem pangan yang semakin progresif dan inklusif.

Baca Juga: Bapanas Tinjau Gudang Bulog Tigaraksa, Harga Beras Stabil dan Memadai

“Semua pihak terlibat untuk membangun ekosistem pangan yang lebih kuat. Peran dari ID FOOD dan SHS dalam mengelola aset lahan secara optimal, dukungan pemupukan dari Pupuk Indonesia yang menggunakan teknologi drone, hingga kesiapan Perum Bulog menyerap hasil panen sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan sektor pangan,” tambah Arief.

Pada kesempatan tersebut, Arief juga mengungkapkan cita-citanya untuk mengembalikan PT SHS sebagai pusat benih nasional. Dengan lahan seluas 3.200 hektar, SHS dinilai sangat potensial untuk terus dikembangkan sebagai pusat riset dan produksi benih nasional. “Apabila hulu sudah siap, hilirnya pun perlu dipersiapkan dengan adanya pembeli tetap, serta penangkar di setiap daerah produksi. Ini akan sangat membantu ekosistem pangan kita,” jelas Arief.

Direktur Utama PT SHS, Adhi Cahyono Nugroho, menyatakan bahwa kerja sama yang dilakukan saat ini merupakan proyek percontohan (piloting) yang akan terus ditingkatkan. Fokus utama adalah perbenihan dan peningkatan fungsi riset, sehingga SHS dapat menjadi pusat riset perbenihan nasional.

“Melalui proyek percontohan ini, kami akan terus memperkuat peran SHS dalam perbenihan dan riset. Kami melakukan banyak transformasi, seperti pengamanan dan bimbingan teknis secara reguler, serta menerapkan sistem pembayaran one day payment yang sangat membantu petani,” ungkap Adhi.

Guru Besar IPB dan Ketua AB2TI, Dwi Andreas Santosa, menegaskan bahwa kesejahteraan petani harus menjadi prioritas utama dalam mendorong peningkatan produksi pangan. Dia mencatat bahwa Nilai Tukar Petani Padi (NTPP) saat ini mencapai level tertinggi dalam 20 tahun terakhir, berkat kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dinilai efektif dalam menopang pendapatan petani.

“Kebijakan HPP sangat membantu petani dan mendorong mereka untuk terus meningkatkan produksi. Jika kesejahteraan petani terjaga, mereka akan lebih termotivasi untuk berkontribusi pada peningkatan produksi pangan nasional,” jelas Dwi.

Sekretaris Jenderal HKTI, Sadar Subagyo, juga menyampaikan apresiasinya terhadap kebijakan penetapan HPP yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional. Menurutnya, kebijakan tersebut berhasil meningkatkan minat petani untuk menanam padi, serta memberikan keuntungan yang layak bagi petani. “Dengan perhitungan HPP yang akurat, petani dapat memperoleh keuntungan sekitar 20 persen, sehingga kesejahteraan mereka lebih terjamin,” ujarnya.

Selain itu, panen raya padi ini turut dihadiri oleh Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparno, Anggota Dewan Pengawas Bulog, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, serta perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini menunjukkan komitmen bersama dalam mendukung kebangkitan pangan nasional melalui penguatan ekosistem pangan yang terintegrasi.

Dengan langkah-langkah ini, Badan Pangan Nasional berharap dapat terus mendorong pengembangan pusat benih nasional, yang tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *