Beritakota.id, Jakarta – Pemerintah telah menyiapkan national railway master plan atau rencana induk perkeretaapian nasional 2030. Salah satu targetnya adalah memberikan layanan terintegrasi, aman, nyaman, andal, dan terjangkau.
Adapun rencana induk perkeretaapian nasional 2030 mencakup pembangunan di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, serta termasuk Jawa dan Bali. Pembangunannya untuk kereta barang dan penumpang.
Pemerintah pun bakal memberikan dukungan untuk mengakselerasi inovasi kereta, dan dalam hal ini termasuk tenaga kerja yang mumpuni.
“Pengembangan teknologi kereta api ke depan harus didukung manajemen aset yang pintar dan infrastruktur berkelanjutan. Hal ini harus didukung sumber daya manusia (SDM) yang andal dengan kompetensi nasional dan internasional,” kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam webinar Railway – Universities Link: Railway Research and Education Outlook kemarin.
Dikatakannya, pengembangan kereta di Indonesia merupakan hal yang wajib dilakukan. Salah satu faktornya karena memiliki kapasitas besar.
“Dari sisi kapasitas, masalah bisa diatasi dengan kereta api karena punya kapasitas besar. Jadi pengembangan perkeretaapian di Indonesia wajib dilakukan,” tutur Menhub Budi.
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Reini Wirahadikusumah, menekankan pentingnya Indonesia mengikuti perkembangan teknologi perkeretaapian. Hal ini mengingat kereta merupakan salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat.
“Perkembangan kereta api di dunia sangat cepat dan maju. Indonesia tidak boleh ketinggalan, dan kita harus sama-sama mengejar teknologi ini untuk kemanfaatan bangsa ini. Kita harus mendorong perkembangan transportasi,” kata Reini.
Untuk mendukung perkembangan teknologi perkeretaapian, maka ITB bersama sejumlah pemangku kepentingan lain termasuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendirikan National Railway Center (NRC). Ini akan menjadi pusat kajian dan riset oleh berbagai pihak.
“NRC ini nantinya akan dijadikan centre of excellence nasional dan ini bukan milik ITB. NRC akan menjadi wadah bagi pelaku industri, badan usaha, asosiasi, hingga universitas untuk melakukan berbagai kajian dan riset strategis terkait perkeretaapian,” jelas Reini.
Selain itu, NRC juga bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di industri kereta api. Kerja sama penelitian internasional pun akan lebih mudah.
“NRC juga akan menjadi jembatan kerja sama dengan jaringan penelitian internasional. Kita akan bahas ide NRC ini dengan stakeholder, termasuk dengan Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Kemenhub,” jelas Reini.