Beritakota.id, Jakarta – Pendidikan vokasi menjadi salah satu tumpuan dan akselerator untuk mendukung kekuatan ekonomi nasional.
Berbicara mengenai vokasi tentu berkaitan dengan ekosistem, dan hal ini yang terus dibangun, salah satunya oleh ASTRAtech.
“Ekosistem yang terbangun akan mendukung keberhasilan di tingkat vokasi,” ujar Direktur ASTRAtech Dipl.-Ing. Richardus Henri Paul, M.B.A dalam bincang edukasi vokasi yang digelar Club Edukasi Media Peliput Akademi (Cempaka) di Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi).
Meskipun lulusan dari ASTRAtech yang sebelumnya bernama Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) , memilki link and match dengan group Astra, pihaknya ingin memberikan dampak yang lebih besar lagi bagi masyarakat dengan membuat ekosistem dengan industri-industri yang berafiliasi dengan perusahaannya.
“Dengan begitu pendidikan vokasi turut berkontribusi, dimana industri akan memberikan pekerjaan atau tugas yang harus dikerjakan mahasiswa untuk sebuah produk. Jika ini berhasil diselesaikan, maka secara tidak langsung industri akan diuntungkan dengan produk yang sudah jadi dari mahasiswa yang berkualitas tanpa harus mendidik terlebih dulu dari awal,” katanya.
Ricardus Henri Paul menambahkan, kolaborasi ini yang terus dikembangkan pihaknya, dimana kunci keberhasilan dari program ini adalah dengan memiliki spirit, edukasi yang produktif dan produksi yang edukatif.
Sementara itu, Direktur Segara Research Institute Dr. Piter Abdullah Redjalam menilai, tantangan ke depan adalah bagaimana kita melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada, utamanya memanfaatkan sumber daya manusia serta bonus demografi.
“Pendidikan vokasi menjadi sangat penting karena mengedepankan skill atau keahlian. Hal ini yang akan digunakan untuk memanfaatkan bonus demografi. Lulusannya pun akan mudah diserap industry dan pendidikan vokasi bisa menjadi pilihan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas,” ucapnya.
Baca juga: Astra Punya Pendidikan Tinggi Vokasi ASTRAtech
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Yarsi Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D mengatakan, bincang edukasi dengan tema peran pendidikan vokasi diperlukan untuk mencari tahu apa sebetulnya yang dibutuhkan untuk memastikan pendidikan vokasi menjadi makin relevan, menjadi makin produktif melahirkan lulusan yang langsung menjawab kebutuhan dari dunia industri atau dia menjadi entrepreneur yang lebih professional.
“Pertama memang kemampuan berpikir analitik dari lulusan kita, karena dia tidak boleh dilihat sebagai tukang dia memang bekerja di vokasi tapi vokasi sekarang memerlukan keterampilan berpikir analitik. nah ini berkaitan dengan kemampuan belajar matematika, problem solving, belajar berdasarkan masalah dan lainnya,” ujar Prof. Fasli Jalal.
Rektor Universitas Yarsi menambahkan, mahasiswa tidak mungkin dipaksa mendapatkan ilmu selama Pendidikan. Terlalu mahal kalau kita menduga akan siap ke industry mana saja. Untuk itu mahasiswa harus siap dilatih kembali dan mampu melatih diri sendiri untuk menambah pengetahuan.
jadi sebagai pembelajar sepanjang hayat dan berpikir untuk terbuka atau gross mindset yang selalu berpikir untuk kemajuan pembaruan itu harus dikembangkan dan skill itu bisa dilatih. Selanjutnya adalah bagaimana dia mempunyai semangat kemudian jiwa enterpreneur walaupun dia tidak menjadi entrepreneur dimanapun dia bekerja nanti, tapi pendekatan entrepreneurship dia miliki,” katanya.
Meski tidak memiliki pendidikan vokasi, Universitas Yarsi tertarik dari sisi ekonomi dan bisnis. Untuk mencari tahu bisakah pertumbuhan ekonomi mencapai 7% secara berkelanjutan yang membuat Indonesia bisa mencapai Indonesia emas tahun 2045.
“Secara ekonomi kita memang tantangannya berat, saat kita baru sekitar 5% padahal kita perlu minimal 10 tahun untuk pertumbuhan kita minimal 7% dan berkelanjutan, nah itu dari ekonomi dan bisnis kami punya konsen,” tutupnya.