Beritakota.id, Depok – Pengacara Deolipa Yumara membuat laporan dugaan korupsi pengadaan peralatan pemadam kebakaran ke Kejaksaaan Negeri (Kejari) Kota Depok, Senin, (9/9/2024). Dia menjelaskan bahwa laporan tersebut telah diterima oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kejari Depok dan akan diproses. Dia membawa sejumlah alat bukti.
“Dokumen dugaan korupsinya, kemudian foto-foto, video-video, gambaran alat-alat yang rusak juga disampaikan. Jadi tadi diterima laporannya,” kata Deolipa yang diwawancarai awak media di Kejari Kota Depok.
“Korupsi ini terkait pengadaan-pengadaan peralatan Damkar Kota Depok di setiap UPT yang memang tidak berjalan baik, sementara anggarannya ada. Anggarannya ada, tapi peralatan tetap rusak dan tidak ada perbaikan. Jadi disini potensi korupsi,” jelasnya.
Baca juga: KPU Brebes Melakukan Pelatihan Antisipasi Kebakaran Bersama Damkar
Gaji Personil Damkar Jauh Dibawah UMP
Selain laporan tersebut, dia juga mengungkapkan persoalan lain, yakni terkait gaji personil Damkar Kota Depok yang kenyataannya jauh dibawah UMP. Padahal, usia kerja mereka rata-rata sudah di atas 10 tahun.
“Dari sekitar 200 personil Damkar kota Depok, itu ada sekitar 160 yang honorer dengan gaji Rp 3.200.000. Sementara UMP Kota Depok itu Rp 4.900.000, jadi selisihnya jauh antara UMP Kota Depok dengan tenaga honorer ini,” terang Deolipa.
“Nah, disini ada sekitar 80 tenaga honorer yang meminta bantuan kami pengacara untuk mendampingi, memperjuangkan kesejahteraan dan hak dari tenaga honorer kota Depok ini,” lanjutnya.
Dalam hal ini, Deolipa menyatakan bahwa hal tersebut menjadi persoalan tersendiri, karena kesejahteraan tenaga honorer Damkar Kota Depok diduga terabaikan.
“Yang kami patut duga, adanya pengabaian dari Pemkot Depok. Jadi kalau tenaga Damkar ini diabaikan kesejahteraannya, ini berbahaya. Ini sama saja Pemkot Depok mengabaikan kesejahteraan warga Depok. Karena kalau kebakaran ya habis semua ini, karena mereka nggak sanggup kerja tanpa kesejahteraan, tanpa kekuatan, tanpa personil, nggak jelas,” ucapnya.
Di sebelah Deolipa, turut hadir salah satu pegawai honorer Damkar Kota Depok bernama Sandi Butar Butar. Dia hadir mewakili rekan-rekannya sesama petugas honorer Damkar Kota Depok yang berjumlah 80 orang. Sandi mengaku membawa bukti dan siap apabila dibutuhkan menjadi saksi. Dia juga menerangkan detail permasalahan di Damkar Kota Depok.
“Kayak misalnya perawatan-perawatan, terus kalau misalnya alat-alat gitu kan, udah tertera di pembagiannya itu berapa, tapi fakta lapangan yang ada di Kota Depok yang dibagiin itu tidak sesuai. Kami siap semua menjadi saksi,” tukas Sandi.