Beritakota.id, Sampang – Aktivitas pengeboran minyak dan gas (migas) di perairan Sampang kembali bergulir. PC Ketapang II Ltd., selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), memulai tahapan awal melalui kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan. Kegiatan sosialisasi ini berlangsung dan diikuti puluhan pihak terkait. Tak hanya dari unsur pemerintah, forum ini juga melibatkan aparat keamanan, Forkopimda Kabupaten Sampang, serta perwakilan nelayan dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).
Dari unsur pemerintah, hadir Kepala SKK Migas Perwakilan Jabanusa, perwakilan Dinas ESDM Jawa Timur, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang. Hadir pula Danlanal Batuporon dan Vice President PC Ketapang II Ltd.
Kabid Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Jatim, Rendy Herdijanto menegaskan bahwa Pemprov Jatim siap mengawal proyek strategis nasional ini.
“Kami mendukung penuh demi mencapai target produksi migas nasional sesuai arahan Presiden Prabowo,” tegasnya, Kamis (17/7) mengutip JatimUPdate.id.
Baca juga : Para Insinyur Membahas Transisi Energi Migas Berkelanjutan
Sementara itu, perwakilan PC Ketapang II menyebutkan bahwa pengeboran ini bukan hanya proyek teknis semata.
“Ini bentuk nyata komitmen kami dalam mendukung ketahanan energi nasional,” ujarnya dalam forum.
Adapun lokasi pengeboran berada di anjungan BTJT-B, sekitar 22 kilometer dari bibir pantai Sampang. Anjungan tersebut termasuk dalam kawasan Daerah Terbatas Terlarang (DTT) dan telah dilengkapi fasilitas seperti terminal, dua wellhead platforms, FPSO, serta 16 sumur produksi aktif.
Jadwal pengeboran sudah disiapkan secara bertahap. Setelah sosialisasi pada awal Juli, dilanjutkan dengan mobilisasi alat berat pada minggu kedua, lalu pengeboran dimulai pada minggu ketiga bulan yang sama.
Forum ini juga membahas pentingnya kolaborasi antarlembaga agar proyek berjalan aman dan lancar. Dukungan masyarakat pesisir dinilai sangat vital, terutama dalam menjaga kawasan operasional tetap kondusif.
“Kami ingin seluruh proses ini berjalan harmonis, tidak hanya dari sisi teknis, tapi juga sosial dan lingkungan,” tambah perwakilan SKK Migas.
Sosialisasi ini menjadi jembatan komunikasi antara dunia industri energi dan masyarakat pesisir. Tak hanya menjawab kekhawatiran nelayan, kegiatan ini juga mempertegas pentingnya sinergi dalam menjaga keberlanjutan pembangunan sektor migas di Jawa Timur. (JatimUPdate.id / Lukman Hqeem)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan