Beritakota.id, Jakarta – Perbankan mulai menyiapkan uang tunai yang bisa ditarik di mesin ATM maupun kantor cabang guna menyambut libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Penyiapan uang tunai tetap dilakukan meskipun tren transaksi digital di perbankan kian masif digunakan.
Seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang berencana akan menyediakan uang tunai sebesar Rp 41,1 triliun. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan yang disiapkan oleh bank pada tahun lalu senilai Rp 37,6 triliun.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn memperkirakan jelang momen Nataru akan ada kenaikan jumlah transaksi termasuk transaksi perbankan digital. Ini sejalan dengan pembatasan mobilitas yang sudah semakin longgar.
“Oleh karenanya, kegiatan perekonomian serta konsumsi masyarakat pun diperkirakan akan meningkat,” ujar Hera.
Dia akan memastikan untuk memberikan layanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nasabah maupun mitra di momen Nataru. Dengan memastikan hadirnya platform perbankan transaksi yang aman, sekaligus dapat menjadi solusi yang relevan bagi kebutuhan nasabah.
Sementara itu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga menyebutkan telah menyiapkan uang kas senilai Rp 25,2 triliun. Ini untuk mendukung kelancaran masyarakat dalam transaksi di periode tersebut.
Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto bilang uang kas yang disiapkan tersebut lebih rendah 5% dibandingkan realisasi tahun lalu. Di mana, nilainya mencapai Rp 26,5 triliun.
Dia menyebut, penurunan kebutuhan uang tunai tersebut sejalan dengan preferensi nasabah yang bergeser ke transaksi digital atau cashless.
Secara rinci, uang tersebut dialokasikan untuk kebutuhan mesin e-channel BRI berupa ATM dan CRM. Sisanya senilai Rp 5,4 triliun untuk dialokasikan di kantor-kantor cabang BRI.
“Penyediaan layanan berbasis digital BRI telah mampu memigrasi transaksi yang sebelumnya dilakukan secara konvensional oleh pekerja di banking hall,” ujarnya.
Sementara Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan kebutuhan uang tunai dalam lima bulan ke depan dapat meningkat 6-8 persen dibandingkan kebutuhan normal. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono mengatakan bahwa pihaknya sudah mulai melakukan distribusi atau front loading.
“Lima bulan ke depan kita akan melakukan front loading supaya tidak crowded,” ungkap Doni.
Baca juga: Pengaturan Lalu Lintas Libur Nataru Jangan Rugikan Pelaku Usaha
Langkah itu dikarenakan adanya tiga perhelatan besar dalam waktu berdekatan. Perhitungannya adalah saat Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 yang juga bersamaan dengan momentum Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
BI sudah menyiapkan uang tunai yang layak edar serta tetap menjaga kualitasnya. Sementara untuk mendistribusikan uang tunai rupiah tersebut, BI telah bekerja sama dengan pihak perbankan.
Terkait kebutuhan uang tunai tersebut, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin berpandangan bahwa sejatinya kebutuhan uang tunai lama kelamaan akan turun. Ini sejalan dengan masyarakat yang sudah lebih memilih bertransaksi lewat digital.
Meski demikian, dia mengungkapkan bahwa bukan berarti kebutuhan uang tunai akan hilang begitu saja. Mengingat, kebutuhan itu masih ada di daerah pedesaan.
“Kalau yang penyiapan uang tunainya naik mungkin memang ingin kebutuhan mesin ATM nya banyak,” ujarnya.
Komentar 1