Beritakota.id, Jakarta – Gedung Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menjadi saksi bisu gelaran Panggung Penyair Nusantara XIII yang meriah. Bukan hanya menjadi wadah ekspresi para penyair, acara ini juga menjadi momentum penting untuk merefleksikan masa depan literasi bangsa. Dengan tema “Puisi untuk Persaudaraan dan Perdamaian,” forum ini menyatukan penyair dari seluruh Indonesia hingga Asia Tenggara.

Sorotan utama acara ini adalah paparan inspiratif dari Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso. Dalam orasinya yang bertajuk “Peran Perpustakaan dalam Menumbuhkan Minat Baca Generasi Muda di Era Digital,” Joko memaparkan lima strategi jitu yang menjadi kunci sukses Perpusnas dalam menghadapi tantangan digitalisasi.

“Hari ini saya berdiri di hadapan Anda tidak sekadar membawa amanat institusi, tetapi juga getar harapan, semangat, dan kegalauan yang mewakili perjalanan bangsa dalam merawat budaya baca,” ujar Joko, membuka orasinya.

Joko memaparkan bahwa Indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) nasional meningkat signifikan, melampaui target. Namun, ia juga menyoroti ketimpangan akses perpustakaan antar daerah dan pergeseran minat baca generasi muda yang lebih mengarah pada buku nonfiksi dan pengembangan diri.

Lima Strategi Jitu Perpusnas

1. Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS): Program yang telah menjangkau ribuan desa, mengubah perpustakaan menjadi ruang kreatif dan pusat kegiatan masyarakat.

2. Gerakan Literasi Desa: Penyediaan ruang baca di 20.000 desa dengan koleksi buku yang relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat.

3. Inovasi Digital: Aplikasi iPusnas: Aplikasi perpustakaan digital dengan ribuan ebook gratis, fitur interaktif, dan komunitas pembaca.

4. Pustakawan sebagai Agen Perubahan: Peran pustakawan yang diperluas, menjadi fasilitator literasi digital, mentor menulis, dan kreator konten edukasi.

5. Gamifikasi Literasi Sastra: Menghadirkan tantangan membaca berbasis permainan untuk membuat membaca sastra lebih menyenangkan.

“Kita harus membuat membaca terasa hidup, interaktif, dan sesuai dengan semangat anak-anak muda,” tambah Joko.

Joko Santoso menutup sambutannya dengan menekankan bahwa budaya baca, khususnya sastra, adalah pondasi penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu memperkuat ekosistem literasi, mulai dari orang tua, guru, pustakawan, hingga penulis dan penerbit.

Kehadiran dan paparan Perpusnas pada PPN XIII kembali menegaskan peran lembaga ini sebagai motor penggerak literasi yang adaptif, inklusif, dan visioner dalam membangun peradaban bangsa.