Prospek Fiskal Memburuk, Bursa Saham Jatuh

Beritakota.id, Jakarta – Indek saham utama jatuh pada hari Rabu (21/05/2025) karena investor khawatir tentang memburuknya prospek fiskal AS dan karena imbal hasil Treasury naik menyusul penjualan obligasi 20 tahun senilai $16 miliar oleh Departemen Keuangan. Tiga indeks saham utama AS masing-masing turun lebih dari 1% setelah lelang Obligasi tersebut. Dolar AS juga turun secara luas.

banner 336x280

Imbal hasil Treasury memperpanjang kenaikannya setelah Departemen Keuangan AS melihat permintaan yang lemah untuk penjualan obligasi 20 tahun senilai $16 miliar. Penjualan obligasi yang lemah memperkuat pandangan bahwa investor menghindar dari aset AS.

Pada saat yang sama, kekhawatiran terus berlanjut tentang upaya Presiden AS Donald Trump untuk mendorong RUU pemotongan pajak yang dapat memperburuk beban utang sebesar $3 triliun hingga $5 triliun.

Baca juga : Risk Appetite Investor Kembali, Bursa Saham Melonjak

Sentimen investor telah rapuh sejak Moody’s pada Jumat lalu menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat, memicu kekhawatiran tentang tumpukan utang negara sebesar $36 triliun.

Trump mencoba mendapatkan lebih banyak dukungan dari Partai Republik yang menolak sebagian dari pemotongan pajak dan RUU belanjanya. Ketua DPR AS Mike Johnson mengakui pemungutan suara oleh seluruh majelis mungkin tidak akan dilakukan pada hari Rabu karena Partai Republik masih terbagi atas perincian undang-undang yang luas tersebut.

Ada juga kekhawatiran tentang kurangnya kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS dengan mitra dagang yang menekan Washington untuk meringankan atau menghapus tarifnya. Tidak diragukan lagi defisit AS telah tumbuh lebih besar. Pasar merasa skeptis bahwa Pemerintahan Trump bisa menurunkannya.

Indek Dow Jones anjlok 817,23 poin, atau 1,91%, menjadi 41.860,01, S&P 500 anjlok 95,91 poin, atau 1,61%, menjadi 5.844,55 dan Nasdaq anjlok 270,07 poin, atau 1,41%, menjadi 18.872,64.

Sementara itu, Bitcoin mencapai rekor tertinggi, melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada bulan Januari. Terakhir naik 0,58% pada $107.569,81.

Imbal hasil obligasi 30 tahun naik 11,5 basis poin menjadi 5,0817% dari 4,967% pada Selasa malam.

Indeks dollar (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,36% menjadi 99,60.

Harga minyak turun, setelah menteri luar negeri Oman mengatakan putaran baru perundingan nuklir antara Iran dan AS akan berlangsung akhir minggu ini. Selain itu, pemerintah AS merilis data bearish pada pasokan minyak mentah dan bahan bakar.

banner 728x90
Exit mobile version