Review Film Cleaner; Aksi Menegangkan Pembebasan Sandera

Beritakota.id, Jakarta – Cleaner menceritakan upaya pembebasan sandera dari teroris aktivis lingkungan yang membajak sebuah pesta dan menyandera 300 orang. Seorang ekstremis merencanakan pembunuhan massal sebagai pesan kepada dunia. Seorang mantan tentara yang menjadi pembersih jendela kini bekerja untuk menyelamatkan para sandera.

Sutradara Martin Campbell merupakan jaminan mutu setidaknya melihat beberapa karya sebelumnya. Ia membuat salah satu film James Bond terbaik, “Casino Royale,” dan film berbahasa Inggris terbaik Jackie Chan, “The Foreigner.” Dia dapat menyampaikan pendapatnya tentang Maggie Q sebagai bintang laga sejati dalam “The Protége” dan bahkan berhasil memberikan “Memory” kesan yang berharga, meskipun premisnya yang konyol tentang Liam Neeson sebagai pembunuh bayaran yang menderita demensia.

Dengan film terbarunya, “Cleaner,” Campbell menggarap naskah yang sebetulnya jauh lebih tidak konyol daripada “Memory,”. Namun demikian, ia mampu menyampaikan hiburan yang ringkas dan menegangkan yang tidak akan mengubah hidup siapa pun tetapi akan membuat penonton tetap terhibur.

Film ini dibintangi Daisy Ridley sebagai Joey, seorang wanita muda yang sama sekali tidak takut dengan ketinggian. Dalam adegan awal, kita bertemu Joey saat masih kecil, saat dia memanjat dapur sementara orang tuanya bertengkar di kamar sebelah. Untuk melepaskan diri dari stres, dia berhasil naik ke ambang jendela gedung apartemennya yang tinggi, tidak terpengaruh saat tergantung di atas jurang setinggi 100 kaki.

Bertahun-tahun kemudian, dia menjadi mantan perwira militer dengan pekerjaan sebagai pembersih jendela gedung-gedung pencakar langit, bergantung pada tali dan katrol agar dia tidak terjatuh hingga tewas. Bagi penonton yang memiliki ketakutan akan ketinggian, “Cleaner” adalah penderitaan yang luar biasa. Kengiluan ini bahkan terjadi sebelum teroris muncul, mengambil alih gedung, dan mengancam akan membunuh semua orang.

Salah satu aspek yang terampil dari skenarionya (yang ditulis oleh Matthew Orton, Simon Uttley, dan Paul Andrew Williams) adalah keberhasilannya dalam menyajikan situasi moral yang rumit sambil mempertahankan kesederhanaan yang sangat penting yang merupakan prasyarat melodrama.

Clive Owen berperan sebagai pemimpin sekelompok teroris ekologi, tetapi karakter penjahatnya tidak seburuk itu. Dia telah mengambil alih gedung ini karena itu adalah kantor pusat perusahaan minyak yang menyuap politisi, menjarah planet ini, dan membunuh pelapor. Dia ingin mengintimidasi para petinggi bisnis ini agar mengakui kejahatan mereka di depan umum.

Untungnya, di sela-sela memperkenalkan kita pada sosok teroris yang masuk akal, film ini juga menampilkan sosok yang bisa kita benci tanpa syarat: orang kedua yang bertanggung jawab atas kelompok tersebut (Taz Skylar), yang merupakan seorang maniak yang sangat ingin membunuh semua orang. Mimpi idealnya adalah dunia tanpa manusia, hanya burung, pohon, dan hewan, bersama dengan sekitar 8 miliar mayat manusia.

Seperti dalam “Die Hard” pertama, Joey muda mendapati dirinya sebagai satu-satunya orang di seluruh gedung yang tidak ditodong senjata hanyalah kebetulan belaka. Namun, sekali lagi, dia tidak benar-benar berada di dalam gedung; dia hanya berdiri di luar jendela gedung di atas panggung, tergantung dengan tali. Hanya memikirkan Ridley dalam adegan-adegan ini, bahkan beberapa hari kemudian, sudah cukup untuk membangkitkan rasa takut akan ketinggian dan sensasi geli di lutut.

“Cleaner” menjadi film thriller yang bagus, meski tidak sebagus “Die Hard”. Setidaknya film ini masih menarik sebagai karya dari sutradara Campbell yang terbukti terampil dan dari Ridley. Aktris ini perlahan tapi pasti menunjukkan dirinya sebagai seorang pemain dengan jangkauan dan daya tarik yang luas. Setelah sukses membintangi franchise “Star Wars”. Ia tampil dalam berbagai genre film, mulai dari komedi yang tidak biasa (“Sometimes I Think About Dying”) hingga biopik (“Young Woman and the Sea”), semuanya dengan jenis permainan yang sama seperti yang ia tunjukkan dalam “Cleaner.” (Lukman Hqeem)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *