Beritakota.id, Jakarta – Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) dan PT Bank HSBC Indonesia dengan dukungan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat meresmikan Rumah Belajar Batik Tasikmalaya, pada hari Sabtu (20/8).
Rumah Belajar Batik Tasikmalaya bertujuan untuk membangun keterampilan generasi muda usia produktif dalam mengembangkan kerajinan batik, serta membangun keterampilan kewirausahaan guna membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat di Tasikmalaya.
Rumah Batik Tasikmalaya memberikan program-program pelatihan yang meliputi berbagai pelatihan membatik. Selain itu, para peserta Rumah Belajar Batik Tasikmalaya juga akan mendapatkan modul pelatihan kewirausahaan, literasi keuangan serta literasi digital, guna mencetak sejumlah-batik-preneur yang mumpuni di Tasikmalaya.
Rumah Belajar Batik Tasikmalaya ini merupakan Rumah Belajar Batik ke empat yang didirikan oleh YCAB Foundation setelah beberapa Rumah Batik sebelumnya yang berlokasi di Pekalongan, Semarang, Pemalang.
“Kami memulai pelatihan membatik pada tahun 2015 guna melestarikan warisan budaya nasional dan juga mengatasi tingginya angka pengangguran generasi muda. Rumah Belajar Batik YCAB di Semarang sudah sukses menghasilkan lebih dari 200 batik-preneur, dimana setiap batik-preneur menciptakan lapangan kerja bagi komunitasnya.
Selain pelatihan membatik, kami telah menambahkan modul kewirausahaan, literasi keuangan dan literasi digital, sehingga pembelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan industri. Saya berharap Rumah Belajar Batik ini dapat mendorong tumbuhnya industri kreatif di Tasikmalaya sebagai basis ketahanan ekonomi lokal dan mengembangkan industri kreatif berbasis kearifan lokal, sekaligus melestarikan budaya Indonesia.” tutur Veronica, CEO dan Pendiri Yayasan Cinta Anak Bangsa.
Hal ini sejalan dengan visi HSBC untuk membuka dunia penuh peluang diantaranya melalui program-program pemberdayaan masyarakat yang meliputi pengembangan literasi keuangan serta future skills.
Sebagai pelaku industri keuangan, HSBC berkomitmen untuk berperan aktif dalam mempersiapkan talenta-talenta penerus bangsa yang siap menghadapi tantangan di dunia yang sarat perubahan dan penuh dinamika, dalam perjalanan mereka menjadi pemimpin ataupun wirausaha di masa depan.
Komitmen ini juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan HSBC, yang menyelaraskan berbagai aspek sosial, lingkungan dan ekonomi sehingga dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang dan menciptakan ekosistem ekonomi yang kokoh bagi para nasabah, karyawan dan komunitas sekitar.
Francois de Maricourt, Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, mengatakan, “Kami senang dapat bermitra dengan YCAB Foundation dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan memberdayakan komunitas lokal untuk menjadi wirausahawan, melestarikan budaya batik, serta membuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru di Tasikmalaya. Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen dan kontribusi HSBC untuk senantiasa memberdayakan pengembangan keterampilan masa depan (future skills) bagi komunitas di Indonesia dan membantu membuka lebih banyak peluang guna meraih masa depan yang lebih baik.”
Untuk menciptakan program yang berkelanjutan, YCAB Foundation berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan memberikan pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan berbasis digital kepada komunitas UMKM binaan Dekranasda Provinsi Jawa Barat.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil mengungkapkan harapannya untuk Rumah Belajar Batik Tasikmalaya, “Ini satu hal yang sangat kita tunggu karena kita tak ingin warisan budaya batik ini hilang karena tak ada regenerasi. Peserta Rumah Belajar Batik ini juga diberikan peningkatan ilmu kewirausahaan, literasi keuangan dan digitalisasi. Untuk itu kami berharap, hadirnya Rumah Belajar Batik di wilayah Tasikmalaya mampu mendongkrak perekonomian mereka bisa lebih meningkat dan warisan budaya batiknya lestari.”
Batik memiliki pencapaian yang sangat membanggakan, sebanyak 87 persen alumni Rumah Belajar Batik Semarang telah berhasil memulai bisnis mereka sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan. Hingga saat ini, lebih dari 3.000 peserta Rumah Belajar Batik telah sukses menyelesaikan pelatihan literasi keuangan dan kewirausahaan, di mana hampir 1.000 peserta menerima pelatihan membatik.
Melalui pelatihan daring yang interaktif dan menarik, para peserta dapat meningkatkan peluang bisnis dengan memanfaatkan berbagai platform e-commerce. Modul berbasis digital memungkinkan peserta untuk belajar tentang pemasaran digital, pembuatan konten, manajemen bisnis, dan pengelolaan keuangan yang baik. Lewat pengenalan terhadap teknologi digital, bisnis UMKM dapat tumbuh hingga 80 persen dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sebesar 1,5 kali lipat.