Saham Menguat Karena Fokus Laporan Emiten Utama

Beritakota.id, Jakarta – Indek saham global sebagian besar naik pada perdagangan di hari Selasa (30/12/2024), dimana Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi menjelang laporan laba emiten utama minggu ini. Sementara imbal hasil Treasury mencapai tertinggi multibulan lebih awal karena pemilihan presiden AS hanya tinggal seminggu lagi.

Setelah bel penutupan, saham Alphabet naik lebih dari 5% karena induk perusahaan Google tersebut melampaui ekspektasi pendapatan kuartal ketiga dan mencatat lonjakan yang didorong AI dalam bisnis cloud-nya. Saham tersebut mengakhiri sesi reguler naik 1,8%.

Platform Meta dan Microsoft diperkirakan akan melaporkan pada hari Rabu, diikuti oleh Apple dan Amazon.com pada hari Kamis. Saham-saham ini telah mengalami kenaikan yang kuat tahun ini, sebagian karena optimisme atas perusahaan teknologi dan kecerdasan buatan.

Pemilu AS pada tanggal 5 November telah memasuki tahap akhir, dengan jajak pendapat masih terlalu ketat untuk menentukan pemenang dalam persaingan antara Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat Demokrat, dan mantan Presiden Republik Donald Trump.

Tidak akan mengejutkan untuk melihat pengurangan risiko (risk aversion) lebih lanjut dalam jangka pendek, dan beberapa perdagangan yang bergejolak untuk saat ini, menjelang Hari Pemilihan Selasa depan.

Survei JOLTS dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lowongan pekerjaan mencapai 7,44 juta pada bulan September, dibandingkan dengan perkiraan 8 juta, menurut jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom. Investor sangat ingin melihat laporan pekerjaan AS pada hari Jumat untuk bulan Oktober.

Indek Dow Jones turun 154,52 poin, atau 0,36%, menjadi 42.233,05, S&P 500 naik 9,40 poin, atau 0,16%, menjadi 5.832,92 dan Nasdaq naik 145,56 poin, atau 0,78%, menjadi 18.712,75.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun mencapai titik tertinggi hampir empat bulan karena investor khawatir membeli obligasi tersebut sebelum pemilihan umum AS minggu depan, tetapi turun di kemudian hari setelah lelang obligasi tujuh tahun yang kuat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun terakhir turun 0,6 basis poin pada 4,272%.

Yen menemukan pijakannya setelah penurunan pada hari Senin ke titik terendah tiga bulan karena kekalahan pemerintah koalisi di Jepang dalam pemilihan umum akhir pekan mengaburkan prospek kebijakan fiskal dan moneter Jepang.

Dolar terakhir naik 0,12% pada hari itu pada 153,47 yen (USD/JPY). Bank of Japan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Kamis, dan secara luas diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah.

Periode pertikaian untuk mengamankan koalisi di Jepang kemungkinan besar terjadi setelah Partai Demokrat Liberal Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan mitra juniornya Komeito kehilangan mayoritas di parlemen, hasil yang berpotensi berarti pengeluaran fiskal yang lebih besar dan mempersulit upaya BOJ untuk menormalkan suku bunga.

Ketua oposisi Partai Demokrat untuk Rakyat mengatakan pada hari Selasa bahwa bank sentral harus menghindari membuat perubahan besar dalam kebijakan moneternya yang sangat longgar karena pertumbuhan upah riil masih terhenti.

Indek dolar DXY, naik 0,01% menjadi 104,27, dengan euro (EUR/USD) turun 0,03% pada $1,0815.

Harga minyak ditutup sedikit lebih rendah setelah penurunan lebih dari 6% pada sesi sebelumnya. Rumor bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan pertemuan untuk solusi diplomatik bagi perang di Lebanon turut menjadi sentiment negatif bagi harga minyak.

Harga minyak mentah Brent turun 30 sen, atau 0,4%, menjadi $71,12 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 17 sen, atau 0,3%, menjadi $67,21 per barel. (Lukman Hqeem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *