Saling Sinergi dan Kolaborasi Semua Pihak dalam Proses Eliminasi TBC 2030

Beritakota.id, Jakarta – Penyakit Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang paling mematikan di dunia sebelum pandemi Covid-19 melanda. Menurut data kementeraian Kesehatan, Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia, menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000 dengan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam.

Dr. Heidy Agustin Sp.P(K) – Tim Ahli klinis TB MDR (Multi Drug Resistant), RSUP Persahabatan mengatakan,”Kematian akibat TB jauh lebih tinggi, media harus lebih banyak mengangkat berita tentang TB, agar masyarakat lebih aware lagi.”

Lebih lanjut dikatakan, jangan takut untuk periksa TB, karena bisa sembuh dan yang terpenting harus berobat.

Penanganan pandemi COVID-19 mengalihkan perhatian pemangku kebijakan terhadap isu kesehatan lainnya termasuk TBC. Menyadari besarnya permasalahan penyakit TBC, khususnya jenis resisten obat, semua pihak perlu mengantisipasi meledaknya penyebaran penyakit ini di masa dan pasca pandemi.

TB tidak seperti. Pemberitaan Cofid -19, dan juga tidak banyak dibicarakan hanya sebatas kelompok peduli TB saja, ini mungkin yang masih belum tersampaikan secara maksimal kepada masyarakat,ujar Heny Prabaningrum MPA, MSc – National Program Director, PR Komunitas Konsorsium Penabulu-Stop TB Partnersip Indonesia (STP)

Dalam peringatan hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) pada 24 Maret 2022 yang dilakukan oleh PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mengusung tema “Perkuat Dukungan untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Jiwa”, POP TB Indonesia turut meramaikan dengan melakukan aktivitas Kampanye Publik ‘Ketahui Hak-mu’ melalui berbagai kegiatan Radio Talk Show serta Iklan Layanan Masyarakat yang dilakukan sejak Maret sampai dengan Juli 2022 melalui kanal radio seperti Elshinta yang memiliki 8 Radio jaringan, Sonora dengan 12 radio jaringan, MNC Trijaya dengan 20 radio jaringan, lalu RRI Pro3 yang akan menyiarkan aktivitas kampanye ini ke seluruh radio jaringan secara nasional.

Kampanye tersebut dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan dasar TBC, sebagai media sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam menggambarkan hambatan Sosioekonomi, Hak Asasi Manusia, ketidaksetaraan/kekerasan berbasis Gender, stigma dan diskriminasi serta akses pelayanan TBC yang berkualitas yang dialami oleh pasien TBC.

Pesan kunci dari kegiatan kampanye publik ini akan menitikberatkan pada peran serta masyarakat dan pemerintah lintas sektor dalam menjamin ketersediaan, keterjangkauan, penerimaan, dan kualitas pelayanan kesehatan dan terciptanya kondisi yang mendukung bagi pasien TBC.

Dengan momentum Hari TBC ini, harus adanya saling sinergi dan kolaborasi semua pihak dalam penanganan TBC dalam menuju Indonesia eliminasi TBC  2030.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *