Strategi Menciptakan Brand Storytelling dengan B2B Marketing

Brand Storytelling dengan B2B Marketing
Brand Storytelling dengan B2B Marketing

Beritakota.id, Jakarta – Brand storytelling dalam B2B marketing, merupakan strategi memanfaatkan keaslian dan transparansi perusahaan dalam membangun kepercayaan. Dimana mereka akan berbagi studi kasus, testimoni pelanggan, serta keadaan di balik layar yang memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan keahlian dan kredibilitasnya.

Strategi ini didorong dengan narasi dan digunakan dengan tujuan untuk membedakan merek di tengah persaingan pasar B2B yang ketat. Singkatnya, strategi ini digunakan untuk mempengaruhi klien dengan keterlibatan yang bernilai.

Melalui cerita yang menarik dan sesuai fakta, B2B marketing akan menyoroti nilai-nilai, misi, dan visi merek untuk membuat penawaran menguntungkan. Dalam artikel ini, kita akan menemukan apa peran brand storytelling pada pada B2B, serta bagaimana strategi yang tepat dalam menciptakan narasi yang menarik bagi klien.

Peran Brand Storytelling dalam B2B Marketing

Brand storytelling tidak hanya berguna untuk B2C, tetapi juga dalam B2B. Dengan menggunakan narasi yang otentik dan faktual, perusahaan B2B dapat membangun hubungan jangka panjang dengan klien bisnis.

Cara yang Unik untuk Meyakinkan Klien dengan Bukti Faktual

Dalam bisnis B2B satu-satunya cara untuk meyakinkan calon klien adalah dengan menyuguhkan bukti faktual. Namun menampilkan bukti faktual hanya dengan menunjukkan angka saja juga terasa kurang menarik. Dibutuhkan cara yang kreatif dan inovatif untuk membuat calon klien mau terlibat dengan strategi B2B marketing Anda.

Oleh karena itu, brand storytelling tidak hanya disampaikan dalam bentuk artikel saja. Perusahaan dapat menggunakan media visual dalam bentuk video atau gambar agar klien mau terlibat.

Strategi Menciptakan Brand Storytelling dalam B2B Marketing

Dalam B2B marketing modern, memaparkan fitur dan manfaat produk saja tidak cukup hanya dengan cara konvensional. Calon klien akan lebih tertarik dengan narasi yang menonjolkan produk, dan bagaimana gambaran perusahaan akan mengatasi masalah spesifik dihadapi klien. Melalui narasi yang menarik ini, klien akan memahami fungsi produk dengan cara menyamakan konteks yang relevan dengan pengalaman mereka.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dan membuat calon klien merasa relevan, perusahaan dapat menyampaikan brand storytelling dalam strategi B2B marketing.

1.   Menonjolkan Ciri Khas dan Nilai-nilai Perusahaan

Ciri khas perusahaan merupakan salah satu yang dapat menunjukkan keaslian perusahaan. Di era digital yang dipenuhi dengan informasi dan pilihan, calon klien akan lebih percaya pada perusahaan yang memperlihatkan diri apa adanya, tanpa klaim yang berlebihan.

Untuk menunjukkan ciri khas, perusahaan dapat mempromosikan identitas yang menunjukkan nilai-nilai, visi dan misi. Hal tersebut akan menunjukkan citra bahwa, perusahaan memiliki prinsip yang kuat serta profesional.

Membangun cerita yang otentik berdasarkan ciri khas akan menciptakan koneksi yang natural dengan klien. Sehingga perusahaan tidak hanya berperan sebagai penyedia produk, namun juga sebagai partner bisnis dengan visi, misi, serta tujuan yang sama.

Dengan demikian, hubungan bisnis yang tercipta dapat dilandasi dengan loyalitas dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

2.   Mengangkat Masalah Klien Beserta Solusinya Sebagai Topik Pembahasan

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa perusahaan yang profesional akan memahami dan mengenali poin-poin permasalahan klien dengan sebaik mungkin. Melalui hal tersebut, perusahaan dapat menceritakan dan menunjukkan bagaimana produk mereka dapat menjadi solusi yang efektif.

Narasi yang dibuat dapat diangkat dari studi kasus yang telah diselesaikan perusahaan. Dengan mengemasnya menjadi sebuah cerita yang menarik, perusahaan dapat menunjukkan pemahaman mereka dalam mendampingi klien saat menghadapi situasi sulit, serta bagaimana solusi konkret yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Dengan cara ini, cerita yang dibuat dapat beresonansi dengan calon klien, menciptakan pendekatan yang dapat meningkatkan keterlibatan serta kepercayaan.

3.   Menggunakan Format dengan Struktur Naratif yang Jelas

Agar maksud dan konteks permasalah dalam cerita dapat sampai dengan baik kepada calon klien, perusahaan perlu membuat cerita dengan struktur yang efektif. Cerita tersebut harus berisikan awalan, isi, dan akhiran yang mengalir secara logis dan menarik.

  • Pada bagian awal, cerita yang dibuat harus menunjukkan latar belakang masalah yang dihadapi. Perusahaan dapat menarik perhatian audiens dengan situasi yang relevan dan mendesak.
  • Pada bagian inti cerita, perusahaan harus mengembangkan plot yang memperkenalkan contoh kasus solusi, dan menunjukkan bagaimana perusahaan mengatasi masalah klien dengan produk yang dimiliki, sertai cerita dengan informasi pendukung seperti data statistik, contoh kasus faktual.
  • Di akhir cerita, perusahaan harus menunjukkan resolusi serta hasil positif dari penyelesaian masalah, dan meninggalkan kesan yang kuat pada calon klien.

Dengan memastikan cerita memiliki struktur yang jelas dan mengalir secara logis, perusahaan dapat menyampaikan pesan pemasaran dengan efektif.

Menyuguhkan Data dan Fakta sebagai Bukti yang Kredibel

Data berperan untuk meningkatkan kredibilitas terutama dalam B2B marketing. Ketika perusahaan menggunakan data yang akurat dan relevan, mereka dapat menunjukkan nilai dan efektivitas produk secara meyakinkan. Data akan menjadi bukti konkret yang bisa memperkuat klaim dalam cerita, sehingga klien akan lebih percaya serta terinformasi.

Namun, cara menyajikan data juga penting. Untuk membuatnya lebih menarik, data bisa disampaikan dalam bentuk narasi. Misalnya, memaparkan statistik sebagai tantangan yang dihadapi oleh klien lain kemudian diikuti dengan penyelesaian masalah serta hasilnya.

Menyuguhkan data dalam narasi yang logis tidak hanya menginformasikan fakta kepada klien, tetapi juga menjadi media untuk menunjukkan dengan jelas bagaimana produk dapat membawa perubahan yang positif.

Memanfaatkan Media Interaktif saat Bercerita

Menggunakan visual dan interaktivitas digital dapat membuat brand storytelling dalam strategi B2B marketing menjadi lebih menarik. Media visual seperti infografis, gambar, dan video dapat mengubah data yang kompleks menjadi konten yang mudah dipahami oleh calon klien.

Visual tidak hanya memperkaya cerita, tetapi juga memperkuat pesan pemasaran yang ingin disampaikan. Misalnya, mengunggah video demonstrasi ke akun Youtube perusahaan untuk menunjukkan cara kerja sebuah produk dengan lebih efektif daripada deskripsi tertulis, atau membuat poster infografis dalam bentuk digital untuk merangkum statistik penting dalam format yang menarik dan mudah diingat.

Ragam Jenis Platform Digital untuk Menyebarkan Brand Story

Selain itu, perusahaan B2B juga dapat menggunakan platform komunikasi yang mendukung pengiriman berbagai format media seperti Whatsapp Business, media sosial hingga website. Menggunakan WhatsApp Business untuk menyampaikan brand storytelling dapat memberikan pengalaman yang personal dan terarah kepada klien.

Kelebihan Whatsapp Business yang dapat diintegrasikan dengan CRM, juga dapat memperkaya platform dengan fitur segmentasi pelanggan, membuat pengiriman pesan pemasaran diterima oleh klien yang relevan.

Menciptakan narasi merek dapat dimulai dengan strategi sederhana yang dapat meningkatkan keterlibatan dan mendorong hasil dalam upaya B2B marketing. Manfaatkan platform digital sebaik mungkin untuk menyampaikan cerita untuk membuktikan kredibilitas perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *