Beritakota.id, Jakarta- Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo R. Muhammad Syafi’i, menargetkan gebrakan besar di sektor pendidikan agama. Beliau bertekad untuk memastikan seluruh guru di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) telah tersertifikasi dan menerima gaji minimal Rp2 juta per bulan pada tahun 2027. Target ambisius ini merupakan respons langsung atas keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk menghapuskan praktik upah guru di bawah angka tersebut.

“Presiden Prabowo Subianto menginginkan agar tidak ada lagi guru yang berpenghasilan di bawah Rp2 juta,” tegas Wamenag Romo Syafi’i usai kegiatan Silaturahmi Tokoh Lintas Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Se-Provinsi Lampung, Kamis lalu.

Data Kemenag mencatat sebanyak 629 ribu guru agama – meliputi Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha – saat ini menerima gaji di bawah Rp500 ribu. Jumlah ini tersebar di sekolah-sekolah negeri dan swasta di bawah Kemenag. Wamenag menjelaskan, delapan persen dari guru dengan gaji rendah tersebut berasal dari sekolah negeri, sementara sisanya (92 persen) bekerja di sekolah swasta.

Untuk mencapai target tersebut, Kemenag menghadapi tantangan besar. Meskipun Kemenag memiliki kuota pengangkatan guru agama sebanyak 45 ribu per tahun, proses sertifikasi dengan jumlah tersebut diperkirakan akan memakan waktu hingga 12 tahun. Oleh karena itu, Wamenag mengusulkan percepatan program sertifikasi menjadi dua tahun.

“Saya mengusulkan percepatan, dengan target 50 persen guru tersertifikasi pada 2025 dan sisanya pada 2026. Meskipun awalnya tidak disetujui, saya yakin kita bisa mencari solusi pendanaan,” jelas Wamenag. Ia menambahkan, hingga akhir tahun ini, Kemenag menargetkan tambahan 300 ribu guru tersertifikasi, terbagi dalam tiga angkatan.

Program sertifikasi ini mencakup guru agama yang sudah ada, sementara skema tersendiri akan diterapkan untuk penerimaan guru baru. Langkah berani Wamenag ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas pendidikan agama di Indonesia.