Beritakota.id, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno optimis target kunjungan wisata baik dari mancanegara maupun lokal bisa tercapai tahun ini. Diperkirakan pergerakan wisatawan nusantara di akhir tahun bisa mencapai 555 juta kunjungan.
Lalu kedatangan wisatawan mancanegara pada akhir tahun ini bisa mencapai 1,8 juta. Sementara untuk realisasi investasi di sektor pariwisata mencapai US$2,5 miliar.
Optimisme tersebut pun dikomunikasikan Sandiaga dengan sejumlah pihak agar bisa mencapai target. Tingginya minat kunjungan wisata dari para pelancong membuat Sandi meminta frekuensi penerbangan ditambah.
“Data ini kami terus koordinasikan dengan BUMN, maskapai penerbangan nasional dan internasional untuk buka dan tambah frekuensi penerbangan. Khususnya di Indonesia,” kata Sandiaga dalam konferensi pers di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Senin (13/6/2022).
Sandiaga mengaku telah meminta Kementerian Perhubungan dan maskapai penerbangan untuk membuka rute dan menambah frekuensi penerbangannya. Dia menyadari saat ini maskapai penerbangan tengah dihadapkan menambah rute dan jadwal karena keterbatasan pesawat. Maka, perlu dilakukan kalibrasi ulang rute dan jumlah penerbangan pesawat.
“Permintaan sekarang ini meningkat tapi jumlah pesawat terbatas, maka kita perlu kalibrasi ulang,” kata dia.
Tak hanya itu, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini ingin promosi destinasi wisata juga diatur ulang. Sehingga bisa menghasilkan promosi wisata yang masif, tepat manfaat dan tepat waktu.
“Partisipasi ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga para travel agent dengan ikut fair dunia untuk mempromosikan destinasi wisata di wilayahnya,” kata dia.
Di sisi lain, Sandiaga mengatakan, saat ini belum semua negara membuka kembali pintu untuk perjalanan wisata antar negara. Salah satunya pemerintah China yang membatasi warganya untuk bepergian keluar negeri dengan tujuan berwisata. Padahal, bagi Indonesia wisman dari China sangat potensial dan jumlahnya signifikan.
“Wisman dari China ini sangat potensial dan signifikan,” kata dia.
Untuk itu, momentum pemulihan di sektor wisata ini harus dimanfaatkan dan dijaga. Sebab dalam perkembangannya akan lebih banyak membuka peluang lapangan kerja.
Maka, sambil menunggu dibukanya keran kedatangan wisman dari China, sejumlah destinasi wisata terus dibenahi agar Indonesia siap ketika pintu kedatangan dari China dibuka.
“Seiring dengan G20 dna dibukanya pasar China kita harus siap agar Bali dan destinasi wisata lainnya bisa menggunakan momentum ini untuk bangkit dan meningkatkan penghasilan dari masyarakat,” pungkasnya.