Beritakota.id, Jakarta – Pemerintah sangat concern untuk menangani penyakit tuberculosis (TBC) hal itu tertuang dalam Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Sejalan dengan itu, Perhimpunan Organisasi Pasien TB (POP TB Indonesia) dengan dukungan PR Konsorsium Penabulu-STPI meluncurkan ‘’TB Army’’. Yaitu kegiatan pelacakan pasien initial lost follow up (ILTFU) TBC RO dengan mengoptimalkan peran penyintas TBC dan organisasi Penyintas TBC.
Mewakili Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran Pambudi meresmikan ‘’TB Army’’ yang berlangsung di Hotel Merlyn Park Jakarta, Selasa 29 Agustus 2023.
Imran mengatakan, semboyan dari TBC ialah temukan dan obati sampai sembuh. Pertama harus menemukan dulu, kemudian mulai mengobati dan harus pastikan orang yang diobati mau berobat sampai sembuh. ‘’Ini yang dilakukan teman-teman TB Army mencari orang yang sudah dinyatakan positif tapi belum melakukan pengobatan,’’pungkasnya.
Baca juga: Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI dan BAZNAS Kolaborasi Menanggulangi TBC
Ia mengakatan, TBC RO (resisten obat) itu yang baru melakukan pengobatan baru 50 persen, separuh lagi sudah dinyatakan positif tapi mereka tidak mau melakukan pengobatan. Harapannya bisa menemukan penderita yang positif dan mau melakukan pengobatan. Orang TBC RO ini tidak mungkin sembuh tanpa pengobatan karena ini penyakit menular.
‘’Pemerintah telah menyiapkan obat-obatan dengan antibiotic-antibiotik yang ditetapkan. Memberikan biaya laboratorium, tes-tes semua itu dibiayai, bantuan untuk transport untuk 600 ribu perbulan bagi penderita TBC RO,’’tukasnya
Perluasan kerja TB Army pada 52 Kabupaten/Kota di 14 Provinsi. Untuk tahun ini ada 429 ribu penderita TBC RO dari estimasi 968 ribu. Dengan adanya pelacakan oleh TB Army ini diharapkan dapat menekan angka TBC RO yang estimasinya dalam setahun itu mencapai 28 ribu bisa ditekan lagi sampai 25 ribu dan itu sudah bagus.
Respon (2)