Beritakota.id, Jakarta – Singkong, bahan pangan sederhana yang identik dengan harga terjangkau, kini menjelma menjadi komoditas bernilai tinggi. Berkat kolaborasi petani lokal Desa Cikarawang, Greenhope, dan berbagai pemangku kepentingan, singkong berhasil diolah menjadi produk inovatif seperti bioplastik ramah lingkungan yang telah diekspor hingga ke Jepang.
Greenhope bersama Kelompok Tani Setia telah meningkatkan kapasitas petani lokal melalui pelatihan intensif, pendampingan berkelanjutan, serta dukungan fasilitas produksi. Kini, petani mampu mengolah singkong menjadi berbagai produk bernilai tambah, seperti tepung mocaf, mi instan mocaf, hingga bioplastik berbasis singkong yang memanfaatkan teknologi mutakhir seperti Ecoplas dan Naturloop. Salah satu produk unggulan, sedotan bioplastik, menjadi alternatif plastik konvensional yang semakin diminati di pasar global.
Inisiatif ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam buku Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045, yang menekankan pentingnya pemanfaatan bioplastik untuk pelestarian lingkungan. Dalam buku tersebut, bioplastik tercantum sebagai bagian dari program prioritas nomor 10 terkait “Menjamin Pelestarian Lingkungan Hidup”.
Baca juga : Dukung Swasembada Pangan, PIS Dorong Produktivitas Lahan Petani di Sleman
“Melalui teknologi Ecoplas dan Naturloop, kami memastikan singkong dari petani lokal dapat diolah menjadi resin bioplastik yang terurai secara alami. Produk ini tidak hanya menggantikan plastik konvensional, tetapi juga memberikan dampak sosial-ekonomi positif bagi petani Indonesia,” ujar Tommy Tjiptadjaja, CEO Greenhope, dalam acara From Roots to Market: The Birth of Indonesia’s Bioplastic Industry di Desa Cikarawang, Dramaga, Rabu (22/01/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup, UNDP, BPDLH, serta berbagai pengguna produk bioplastik. Tommy menambahkan, dukungan dari berbagai pihak telah membantu melahirkan industri bioplastik Indonesia yang berkelanjutan, menciptakan penyerapan hasil tani secara konsisten, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Faisal Malik Hendropriyono mengapresiasi terobosan ini. “Produk dari pati singkong ini membantu pemerintah mengatasi persoalan sampah plastik. Saya harap solusi ramah lingkungan ini dapat diterapkan lebih luas. Terima kasih kepada Greenhope dan para petani Desa Cikarawang yang telah mendukung keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Penghargaan juga diberikan kepada pelaku industri yang mendukung penggunaan bioplastik, termasuk Watsons, Sarirasa Group, Ecorasa, Tessa, Dewata by Monsieur Spoon, Kharisma Plastikindo, dan Rekam Nusantara. Penghargaan ini menjadi bukti penerimaan produk bioplastik oleh berbagai sektor industri.
Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Damayanti Ratunanda, menegaskan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan melalui program Catalytic Funding bersama UNDP. Program ini bertujuan memperluas dampak positif terhadap lingkungan dan sosial.
“Kami bangga melihat senyum para petani hari ini. Solusi ini tidak hanya membantu menjual produk mereka, tetapi juga menciptakan produk biodegradable yang diterima di pasar global,” ungkapnya.
Nila Murti, ASSIST National Project Manager UNDP, turut menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan program ini. “Kami ingin terus mendorong kontribusi sektor swasta dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Inisiatif ini memberdayakan petani, mengubah singkong dari bahan pangan menjadi bahan baku bioplastik yang ramah lingkungan,” katanya.
Ketua Kelompok Tani Setia Cikarawang, Ujang, mengungkapkan rasa syukurnya atas kolaborasi ini. “Kami tidak hanya mendapatkan bantuan, tetapi juga pelatihan untuk mengolah bahan baku singkong menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, seperti tepung mocaf. Kami juga dibantu dalam hal packaging, sehingga produk kami semakin kompetitif,” ujarnya.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata keberhasilan ekosistem bioplastik yang sirkular dan berkelanjutan. Mulai dari hulu hingga hilir, semua pihak berperan aktif dalam menciptakan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat.
Singkong Cikarawang kini bukan sekadar bahan pangan, melainkan komoditas masa depan yang menggerakkan perubahan besar dari lokal hingga global.