Transaksi e-commerce dan Logistik Melonjak Selama PPKM Darurat

Beritakota.id, Jakarta – Transaksi penjualan daring lewat e-commerce meningkat selama pandemi corona, termasuk pada PPKM Darurat yang berlangsung sejak 3 Juli 2021 lalu.

Salah satu e-commerce, Tokopedia mencatat selama PPKM Darurat terjadi kenaikan penjualan. Bahkan, untuk kategori kesehatan terjadi lonjakan penjualan hingga dua kali lipat dari sebelum PPKM Darurat.

Selain kesehatan, kategori lain yang juga mengalami kenaikan terbesar adalah makanan dan minuman, buku, perawatan tubuh, dan gaming. Sedangkan menurut daerah, provinsi dengan peningkatan transaksi tertinggi pada 10 hari PPKM Darurat ada di Papua, Banten, Papua Barat, Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Berbagai kenaikan ini didorong oleh kondisi pandemi yang telah membuat digitalisasi dan teknologi bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi berkembang pesat menjadi sebuah kebutuhan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya seperti dikutip, Sabtu (17/7/2021).

Tren serupa juga terjadi pada penyedia jasa logistik. Perusahaan logistik Shipper Indonesia mencatat peningkatan pengiriman barang semenjak pandemi hingga 30 persen.

Co-Founder dan COO Shipper Indonesia Budi Handoko menyebut pesatnya pertumbuhan e-commerce turut mendongkrak kebutuhan layanan logistik pergudangan dan fulfillment centers.

Sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan logistik, juga terjadi kenaikan fasilitas yang dibutuhkan. Ia menyebut perusahaan pada kuartal I/2021 mengelola sekitar 161 gudang dan bertambah menjadi 222 gudang pada kuartal II/2021.

Artinya, dalam kurun waktu sekitar 3 bulan, perusahaan menambah 61 gudang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Budi menambahkan bahwa peningkatan kapasitas pergudangan Shipper berbanding lurus tidak hanya dengan peningkatan arus barang dari sektor e-commerce, namun juga dengan meningkatnya kebutuhan para klien korporasi.

Menurut dia, di masa pandemi pengelolaan operasional rantai pasokan menjadi suatu tantangan bagi banyak perusahaan yang memerlukan efisiensi biaya logistik.

“Kami akan terus berinovasi dengan mengedepankan teknologi digital sehingga dapat memberikan layanan logistik yang semakin mendekati tingkat layanan Amazon,” ujar Budi.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksikan nilai transaksi e-commerce yang menguasai 34 persen pasar digital Indonesia pada 2030 akan meningkat tajam, mencapai Rp1.908 triliun.

Kenaikan, kata dia, akan diikuti oleh industri yang mengiringinya, seperti layanan pelaku bisnis kepada mitra usahanya (Business to Business/B2B) sebesar Rp763 triliun.

“Ini adalah layanan-layanan yang akan membuka mata rantai tersendiri dalam ekonomi digital kita,” ungkap Lutfi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *