Beritakota.id, Jakarta – Taiwan International Cooperation and Development Fund (Taiwan ICDF) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menyelenggarakan “Expanding High-Quality Rice Seed Production in South Sulawesi” di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Kerjasama tersebut sudah berjalan enam tahun dalam suatu proyek yang membuahkan hasil luar biasa bagi pertanian Indonesia.
Proyek tersebut berfokus membantu pengembangan organisasi petani dan produksi benih padi di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil varietas padi unggul, sehingga meningkatkan produksi dan kualitas beras secara keseluruhan, sekaligus meningkatkan pendapatan produsen benih.
Kolaborasi dengan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin ini melibatkan inisiatif seperti mempromosikan sawah seluas 400 hektar, mengadakan sesi pelatihan, dan merevisi manual budidaya padi, sehingga secara efektif mendorong pembangunan pertanian.
Sebagai respons terhadap tantangan perubahan iklim, proyek ini telah membangun stasiun cuaca sederhana di daerah-daerah penting penghasil beras di Provinsi Sulawesi Selatan, mengumpulkan data meteorologi dan memberikan panduan pertanian secara real-time untuk mengoptimalkan proses produksi beras.
Informasi ini sangat berharga untuk merevisi pedoman budidaya padi. Selain itu, proyek ini juga telah memperkenalkan varietas padi asli Indonesia yang memiliki sifat tahan rebah dan pematangan awal, sehingga berkontribusi terhadap ketahanan iklim di wilayah tersebut, ujar Mr Kai Hsiang Tai selaku Chief of Taiwan Technical Mission of Taiwan (ICDF).
Demonstrasi drone dalam proyek ini telah mengeksplorasi penerapan teknologi modern di bidang pertanian, membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam produksi pertanian, tambahnya.
Proyek ini juga telah beberapa kali berkolaborasi dengan International Rice Research Institute (IRRI) di Filipina, dengan fokus pada ketahanan iklim dan smart agriculture. Kolaborasi ini mencakup seminar dan lokakarya internasional di mana para ahli dan cendekiawan internasional terlibat dalam diskusi mendalam, serta sesi pelatihan tentang pemanfaatan alat digital secara efektif dalam produksi beras.
Dampak proyek ini sangat mengesankan. Sebelum adanya intervensi, hanya 1% dari total kebutuhan benih padi bersertifikat di Provinsi Sulawesi Selatan yang diproduksi. Setelah intervensi proyek, angka ini meningkat menjadi 12%. Selain itu, proyek ini telah menghasilkan peningkatan pendapatan petani secara keseluruhan sebesar 20%.
Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc mengatakan temuan hasil kolaborasi ini sangat luar biasa berdampak pada sektor pertanian di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.
“Ini adalah hal yang luar biasa, karena kita bukan hanya bicara riset dan pengembangan tapi kita berbicara dengan skala yang lebih besar yaitu 1/3 benih yang ada di Sulawesi Selatan itu diproduksi oleh kerjasama ini. Projek ini juga melibatkan banyak sekali petani yang kemudian menyiapkan benih unggul untuk petani lainnya,” ujarnya.
“Kalau dulu mereka hanya menerima benih dari pemerintah atau dari swasta bahkan mereka buat sendiri, nah dengan metode baru ini mereka sadar produksi padi itu sangat tergantung dengan kualitas benih yang baik,” tambahnya.
Baca juga: Kementan Resmikan Rumah Potong Hewan Unggas di Kota Banjar
Dalam kesempatan yang sama Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo juga menyebut kolaborasi ini mampu meningkatkan produksi Padi secara Nasional.
“Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan komoditas pertanian kita, khususnya soal perpadian. Keberhasilan Unhas bersama Taiwan dapat meningkatkan varietas guna meningkatkan produksi yang lebih tinggi, tahan hama dan tahan kekeringan itu menjadi satu yang menjadi bahan riset Unhas bersama Taiwan.
Unhas bersama tim Taiwan akan mengembangkan komoditi lain seperti jagung, kacang-kacangan, cabe dan sebagainya, harapnya.
“Sebagai Menteri saya mendorong itu dapat berjalan baik dengan MoU yang baru, lebih khusus dari Unhas dan Taiwan,” pungkasnya.
Acara ini tidak hanya menampilkan pencapaian proyek namun juga menandai tonggak penting dalam upaya kolaboratif Taiwan dan Indonesia untuk mendorong inovasi pertanian dan ketahanan iklim. Hal ini membuka jalan bagi babak baru pembangunan pertanian berkelanjutan di masa depan.