Beritkota.id, Jakarta – Yen Jepang melemah mendekati 149 per dolar pada hari Rabu (16/07/2025), level terendah sejak awal April. Ini terjadi seiring penguatan dolar AS menyusul laporan inflasi yang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve yang akan segera terjadi.
Di pasar domestik, sentimen di kalangan produsen Jepang sedikit membaik pada bulan Juli, didukung oleh rebound di sektor semikonduktor. Namun, kekhawatiran masih berlanjut mengenai potensi dampak tarif AS. Pasar kini mengalihkan perhatian pada data perdagangan dan inflasi mendatang dari Jepang, yang mungkin memberikan wawasan lebih lanjut tentang dampak lokal dari ancaman tarif.
Sementara itu, antisipasi terhadap kemungkinan stimulus fiskal menjelang pemilihan Majelis Tinggi pada 20 Juli semakin meningkat. Ekspektasi terhadap peningkatan belanja pemerintah meningkat, dengan spekulasi beredar seputar potensi pemotongan pajak konsumsi karena para pembuat kebijakan berupaya untuk memperkuat momentum ekonomi.
Dolar menguat terhadap yen Jepang, tetapi melemah terhadap euro pada hari Selasa dalam perdagangan yang fluktuatif karena investor mencerna data AS yang menunjukkan peningkatan harga konsumen pada bulan Juni, tetapi tidak cukup besar untuk mengubah ekspektasi kapan Federal Reserve kemungkinan akan melanjutkan pemangkasan suku bunga.
Ekspektasi bahwa kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump akan meningkatkan tekanan harga diperkirakan akan membuat The Fed menahan kebijakannya sementara para pembuat kebijakan menunggu dampaknya.
Tarif memang ada dalam data, tetapi tidak separah yang dikhawatirkan banyak orang. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan ia mengantisipasi bahwa kenaikan harga akan terjadi pada musim panas ini.
Baca juga : Yen Menguat, Dolar AS Masih Bertahan
Sehari sebelumnya, para pedagang dana The Fed terus memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 47 basis poin hingga akhir tahun, dengan penurunan suku bunga pertama diperkirakan terjadi pada bulan September.
Indeks Harga Konsumen naik 0,3% bulan lalu setelah naik tipis 0,1% di bulan Mei. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar sejak Januari. Dalam 12 bulan hingga Juni, IHK naik 2,7% setelah naik 2,4% di bulan Mei.
Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan bulanan sebesar 0,3% dan kenaikan 2,6% secara tahunan (year-on-year). Diluar komponen makanan dan energi yang volatil, IHK naik 0,2% di bulan Juni setelah naik tipis 0,1% di bulan sebelumnya. Dalam 12 bulan hingga Juni, inflasi inti mencapai 2,9%, sedikit naik setelah bertahan di 2,8% selama tiga bulan berturut-turut.
Euro dalam perdagangan EUR/USD terakhir naik 0,09% hari ini di $1,1674. Terhadap yen Jepang dalam perdagangan USD/JPY, dolar menguat 0,24%. (Lukman Hqeem)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan