Beritakota.id, Jakarta – Paling tidak sudah 73 orang dinyatakan tewas akibat bom dahsyat yang menghantam Beirut, ibukota Lebanon. Jumlah tersebut dapat dipastikan akan bertambah karena sekitar 3.700 orang masih terperangkap di reruntuhan gedung di pelabuhan laut Beirut.
Berbagai rekamanan video singkat yang menggambarkan begitu dahsyatnya ledakan di Beirut Lebanon pada Selasa (5 Agustus 2020) waktu setempat. Saking menggelegarnya bom tersebut memunculkan awan serupa cendawan, mirip dengan kejadian ketika kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang saat dihantam bom atom oleh tentara Sekutu pada 1942.
Al Jazeera, stasiun TV yang bermarkas di Timur Tengah, menyebut bahwa otoritas Lebanon mengatakan setidaknya 73 orang telah tewas dan sekitar 3.700 lainnya cedera dalam ledakan besar di pelabuhan di ibukota, Beirut.
Sampai berita ini diturunkan pada Rabu (5 Agustus 2020) pukul 05.25 WIB, kesimpulan sementara, ledakan dahsyat tersebut berasal dari ammonium nitrat dalam jumlan besar yang disimpan di gudang pelabuhan seperti dinyatakan oleh Menteri Dalam Negeri Lebanon. Jumlah senyawa kimia tersebut mencapai 2.700 ton.
Setelah terjadinya ledakan tersebut, Presiden Lebanon Michel Aoun mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi negara. Otoritas Lebanon menyatakan Beirut sebagai kota dalam bencana. Pemerintah Lebanon lantas membentuk komite investigasi untuk menyelidiki siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Dalam pertemuan dewan di Istana Presiden yang juga dihadiri oleh Perdana Menteri Hassan Diab, diumumkan tiga pernyataan: 1. Komite investigasi telah ditugaskan untuk mengatakan siapa yang bertanggung jawab atas ledakan dalam lima hari. 2. Keluarga korban akan mendapatkan kompensasi. 3. Lalu lintas impor akan dialihkan ke pelabuhan Tripoli di Lebanon utara.
Sebelumnya, pejabat Israel yang enggan disebutkan namanya membantah negara itu terlibat dalam ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut. Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan kepada televisi Israel N12 bahwa ledakan itu kemungkinan besar merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh kebakaran.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Beirut memperingatkan warga di ibukota Lebanon tentang kemungkinan gas beracun akibat ledakan tersebut. Warga negara AS diminta untuk tetap di rumah atau mengenakan masker juga ingin keluar rumah. Sementara itu, media Lebanon LBCI mengutip Hotel Dieu Hospital di Beirut yang mengatakan bahwa mereka merawat lebih dari 500 orang dan tidak dapat menerima lebih dari itu.
Puluhan orang yang terluka perlu operasi, kata rumah sakit itu seraya meminta sumbangan darah. Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar.
Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu. “Saya melihat bola api dan asap mengepul di atas Beirut. Orang-orang berteriak dan berlari, berdarah. Balkon-balkon beterbangan dari bangunan. Kaca di gedung-gedung tinggi hancur dan jatuh ke jalan,” kata seorang saksi seperti ditulis suara.com mengutip media asing.
Menteri Kesehatan Lebanon mengatakan kepada Reuters bahwa “jumlah korban sangat banyak”. TV Al Mayadeen mengatakan ratusan orang terluka.
Respon (1)