Beritakota.id, Jakarta – Zoom baru-baru ini mengumumkan telah membeli layanan penyedia perangkat lunak pusat kontak cloud bernama Five9. Transaksi tersebut membuat Zoom merogoh US$14,7 miliar (Rp213 triliun).
Kesepakatan itu menandai akuisisi miliaran dolar pertama Zoom di tengah perusahaan bersiap menghadapi dunia pascapandemi dengan karyawan kembali ke kantor. Ini adalah kesepakatan teknologi AS terbesar kedua tahun ini, di belakang pembelian Nuance Communications yang direncanakan Microsoft senilai US$16 miliar (Rp232 triliun), menurut FactSet.
“Kami terus mencari cara untuk meningkatkan platform kami, dan penambahan Five9 adalah kecocokan alami yang akan memberikan lebih banyak kebahagiaan dan nilai kepada pelanggan kami,” ujar CEO Zoom Eric Yuan sebagaimana dikutip, Rabu (21/7/2021).
Five9 ditutup pada Jumat dengan kapitalisasi pasar US$11,9 miliar (Rp172 triliun) atau US$177,60 per saham. Zoom mengatakan pemegang saham Five9 akan menerima 0,5533 saham Zoom Video Communications untuk setiap saham Five9. Itu menilai Five9 pada US$200,28 per saham dengan premi 13%.
Zoom telah menjadi salah satu perusahaan dengan pertumbuhan teratas dalam 16 bulan sejak Covid-19 menyebabkan kantor harus ditutup secara tiba-tiba di seluruh dunia. Ini memaksa pekerja di kantor keuangan, ritel, teknologi, dan hukum untuk berkomunikasi dari rumah mereka.
Setelah meningkatkan pendapatan sebesar 326% pada tahun 2020, Zoom menghadapi perlambatan alami, terutama ketika perusahaan dibuka kembali dan pertemuan tatap muka dilanjutkan.
Sementara itu, perusahaan telah meluncurkan produk baru untuk memperhitungkan perubahan yang akan datang pada bisnisnya. Harga saham Zoom melonjak hampir 400% tahun lalu, meskipun turun 36% sejak mencapai puncaknya pada Oktober.
Five9 telah melihat pertumbuhan yang pesat sejak awal 2020. Ini karena permintaan melonjak dari sektor teknologi lantaran bekerja dari rumah. Perusahaan harus cepat beradaptasi dengan segala jenis perangkat lunak cloud, termasuk untuk pusat kontak mereka.
Pendapatan Five9 naik 33% menjadi US$435 juta tahun lalu. CEO Rowan Trollope mengatakan kepada Jim Cramer dari CNBC pada bulan Mei bahwa perusahaan menandatangani dua kesepakatan terbesarnya selama periode terakhir, mengharapkan hasil lebih dari US$20 juta (Rp290 miliar) gabungan setiap tahun.
“Kami tidak perlu lagi meyakinkan pelanggan bahwa cloud adalah pilihan yang dapat diterima,” katanya.