Beritakota.id, Jakarta – Dolar AS mencapai titik tertinggi dalam tiga bulan terakhir ini terhadap yen pada perdagangan di hari Selasa (30/10/2024). Namun ia hanya sedikit berubah terhadap sebagian besar mata uang utama. Terlihat bahwa para pedagang memilih untuk menunggu dan mengamati saja, menjelang pemilihan umum AS yang akan berlangsung pada minggu depan dan serangkaian data ekonomi yang masuk.
Disisi lain, setelah kehilangan mayoritas suara di parlemen untuk koalisi yang berkuasa di Jepang dalam pemilihan umum di akhir pekan, mengaburkan gambaran politik dan moneter Jepang. Hal ini membebani yen secara langsung.
Alhasil, dalam perdagangan USD/JPY, Dolar terakhir naik 0,12% pada hari itu di 153,47 yen. BOJ sendiri akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Kamis, dan secara luas diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga.
Data minggu ini mencakup indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti AS bulan September – ukuran inflasi yang disukai Fed – pada hari Kamis, serta serangkaian laporan pekerjaan.
Greenbacks tengah menuju kenaikan bulanan terbesarnya terhadap sekeranjang mata uang utama dalam 2-1/2 tahun dan bertahan mendekati level tertinggi tiga bulan menjelang data yang dapat menentukan arah kebijakan Federal Reserve.
Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS, atau JOLTS, menunjukkan lowongan pekerjaan turun ke level terendah lebih dari 3-1/2 tahun pada bulan September dan data untuk bulan sebelumnya direvisi turun, tanda pasar tenaga kerja yang terus mendingin.
Sementara itu, tingkat keyakinan konsumen AS meningkat ke level tertinggi sembilan bulan pada bulan Oktober karena persepsi pasar tenaga kerja membaik.
Ada pola yang sama dari perlambatan lapangan kerja yang telah menjadi tema umum selama beberapa bulan terakhir, meskipun angka nonfarm payroll September jauh di atas ekspektasi. Namun, penurunan dolar tetap terbatas, mengingat risiko inheren dari pilpres pada 5 November dan pertemuan Fed minggu depan.
Data ekonomi AS terbaru telah menyoroti ketahanan ekonomi AS, yang, bersama dengan meningkatnya taruhan pasar atas kemenangan kandidat Republik Donald Trump atas saingannya dari Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan, telah mendukung dolar dan mendorong kenaikan imbal hasil Treasury.
Indek dolar AS (DXY) telah naik 3,6% sejauh ini pada bulan Oktober, menandai kinerja bulanan terbaiknya sejak April 2022. Indek terakhir terlihat pada 104,34 dan naik tahun ini terhadap setiap mata uang utama kecuali poundsterling. Pasangan GBP/USD naik tipis 0,26% menjadi 1,3006 menjelang anggaran pertama pemerintah Buruh.
Menteri Keuangan Rachel Reeves, bersama dengan Perdana Menteri Keir Starmer, telah menegaskan kembali perlunya langkah-langkah fiskal yang ketat untuk membantu menutup lubang dalam keuangan publik Inggris. Mereka berusaha mempertahankan kepercayaan investor, dua tahun setelah rencana pemotongan pajak Perdana Menteri Liz Truss memicu krisis di pasar obligasi.
Bagi poundsterling, hal yang penting adalah estimasi dari Kantor Pertanggungjawaban Anggaran Inggris, yang membuat prakiraan yang mendukung rencana pengeluaran dan pajak pemerintah.
Sementara Euro dalam perdagangan EUR/USD sedikit berubah pada $1,0815 terhadap dolar dan turun 0,27% terhadap sterling (EUR/GBP) pada 83,13 pence. (Lukman Hqeem)